kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

INCO Optimistis Proyek Pomalaa Mampu Mendukung Ekosistem Kendaraan Listrik


Rabu, 06 Juli 2022 / 06:15 WIB
INCO Optimistis Proyek Pomalaa Mampu Mendukung Ekosistem Kendaraan Listrik


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) meyakini kehadiran Proyek Pomalaa di Sulawesi Tenggara mampu mendukung ekosistem kendaraan listrik.

Direktur Utama Vale Indonesia Febriany Eddy mengungkapkan, permintaan untuk nikel memang kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Untuk itu, dengan adanya permintaan dan kesempatan ini, pihaknya siap untuk berkomitmen membangun pabrik baru.

"Nanti ke depannya yang jelas yang Pabrik Pomalaa itu produk cocok untuk baterai mobil listrik," kata Febriany ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (5/7).

Baca Juga: Bangun Smelter Baru, Vale Indonesia Bakal Pasok Bijih Nikel dari Tambang Sendiri

Proyek Pomalaa nantinya bakal memproduksi sekitar 120 ribu ton nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Febriany mengungkapkan, pembangunan fasilitas pelabuhan sudah dilakukan. Kendati demikian, proses pembangunan pabrik masih terus berlangsung. 

Proyek Pomalaa sendiri merupakan satu dari tiga proyek baru milik Vale. 

Dua proyek lainnya yakni fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah yang akan terdiri dari delapan lini Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.

Febriany menjelaskan, pembangunan fasilitas Jetty kini tengah dilakukan untuk proyek ini.

Baca Juga: Kontrak Karya INCO Berakhir Tahun 2025, Komisi VII DPR Mulai Dorong Divestasi

"Perizinan belum tuntas semua tapi hampir sebagian besar sudah ada, jadi sudah bisa jalan," kata Febriany. 

Kemudian, pabrik baru di Sulsel berkapasitas 60 ribu ton dalam MHP. 

"Feasibility Study (FS) sudah selesai, kita dalam progres membuat program yang detail," terang Febriany.  

 

Febriany melanjutkan, pihaknya kini juga tengah memulai upaya pemanfaatan kendaraan listrik untuk operasional. Selain untuk mobil operasional, vale juga mendatangkan truk listrik yang akan digunakan di wilayah operasi perusahaan. 

Febriany mengungkapkan, perusahaan memiliki komitmen untuk mengurangi emisi karbon sebesar 335 pada 2030 mendatang. Ke depannya, Vale Indonesia menargetkan net zero emission pada 2050.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×