Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Permintaan impor China mengalami penurunan 6,9% dari bulan sebelumnya, angka ini merupakan pelambatan terbesar sejak Januari. Sebagai negara pembeli minyak mentah terbesar di dunia, harga komoditas ini ikut terpengaruh.
Mengutip pergerakan harga Bloomberg pada Selasa (8/8) pukul 12:50, berdasarkan kontrak September 2017 harga minyak mentah berada di US$ 49,24 per barel atau melemah 0,30% ketimbang penutupan sebelumnya di US$ 49,39 per barel.
"Data impor China sendiri mengalami penurunan tapi di bawah ekspektasi pasar, dan membuat pasar pesimis," jelas Analis Faisyal Research and Analyst PT Monex Investindo Futures kepada KONTAN, Selasa (8/8).
Mengutip Bloomberg, impor minyak mentah China telah menurun menjadi 8,21 juta barel per hari. Sedangkan ekspor bersih minyak naik hampir 19% dari bulan Juni menjadi 2,21 juta ton.
Pada paruh kedua tahun 2017, China hanya mengimpor sekitar 300.000 barel per hari hingga 400.000 barel per hari. Ini berbanding jauh terbalik dengan kenaikan 1 juta barel per hari selama semester pertama.
"China salah satu pembeli terbesar di dunia, Jadi impor tergantung china," kata Faisyal.
Faisyal melanjutkan, selain China terdapat sentimen negatif dari pulihnya kilang minyak Libya dan antisipasi rilis data produksi minyak mentah Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News