kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak mentah terperosok ke US$ 44


Kamis, 15 Juni 2017 / 08:51 WIB
Harga minyak mentah terperosok ke US$ 44


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Harga minyak mentah dunia terus terperosok ke level terendah tujuh bulan terakhir. Volume pasokan minyak di Amerika Serikat yang kian berlimpah, serta program pemangkasan minyak OPEC yang tak bergigi, tak kunjung membawa angin segar bagi harga minyak. 

Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli 2017 kemarin ditutup dengan koreksi 3,72% ke posisi US$ 44,73 per barel, dari sehari sebelumnya di level US$ 46,46. 

Pagi ini pukul 8:27 WIB untuk kontrak yang sama, harga WTI turun lagi 0,2% ke level US$ 44,64 per barel. 

Harga minyak Brent terpeleset ke US$ 46,98 per barel untuk kontrak Agustus 2017 di pasar ICE London. Kemarin, harga acuan minyak internasional ini masih di posisi US$ 47 per barel. 

Harga minyak mentah dunia anteng di level terendah sejak negara anggota Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC) mengumumkan rencana pemangkasan produksi minyak pertama kali. Bahkan, harga sulit menguat meski OPEC dan aliansinya memperpanjang program pemangkasan 1,8 juta barel per hari (bpd) sampai Maret 2018 nanti. 

Produksi minyak di Libya dan Nigeria juga akan mempersulit program pemangkasan minyak oleh grup yang dipimpin Arab Saudi tersebut.

"Rata-rata pengiriman minyak oleh OPEC sejak akhir tahun hingga saat ini, hanya turun 0,3 juta bpd dari dasar Oktober 2016," kata analis AB Bernstein, dikutip CNBC.

Di sisi lain, produksi minyak AS selama setahun terakhir justru memompa minyak lebih tinggi 10% menjadi 9,33 juta bpd. 

International Energy Agency (IEA) pada pekan ini mengatakan, pasokan minyak masih akan melampaui permintaan pada tahun depan, meskipun permintaan minyak akan menyentuh 100 bpd untuk pertama kalinya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×