Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan Selasa (9/5) kembali ditutup mengalami kenaikan. Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menyebutkan, kenaikan tersebut disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah serta menjelang dirilisnya data inflasi Amerika Serikat pekan ini.
Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps. Perubahan imbal hasil yang cukup besar didapati pada SUN dengan tenor 1 - 4 tahun. Selain itu, hasil lelang SUN kemarin pun tidak cukup memuaskan. Penawaran yang masuk hanya mencapai Rp 24,19 triliun.
"Pelaku pasar tidak begitu konfiden dalam melakukan pembelian pada perdagangan kemarin dikarenakan pelaku pasar masih cenderung menunggu data inflasi Amerika yang akan dirilis pada akhir pekan," terangnya, hari ini, Rabu (10/5).
Sehingga secara keseluruhan, Made melihat, kombinasi dari faktor dalam dan luar negeri tersebut menyebabkan koreksi harga yang juga berdampak terhadap kenaikan imbal hasil SUN pada perdagangan kemarin.
Misalnya saja, imbal hasil SUN seri acuan pada perdagangan kemarin ditutup mengalami kenaikan dengan perubahan imbal hasil sebesar 4 bps masing - masing di level 6,73% untuk tenor 5 tahun, di level 7,51% untuk tenor 15 tahun. Serta kenaikan 5 bps di level 7,09% untuk tenor 10 tahun sedangkan kenaikan 3 bps di level 7,82% untuk tenor 20 tahun.
Sementara volume perdagangan SUN yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar senilai Rp 11,99 triliun dari 34 seri yang diperdagangkan. Lalu, untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp 6,99 triliun.
Obligasi Negara seri FR0074 menjadi SUN dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp 3,54 triliun dari 163 kali transaksi di harga rata - rata 100,47%. Perdagangan tersebut juga diikuti oleh Surat Pembendaharaan Negara seri SPN12180201 senilai Rp 1,56 triliun dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 95,88%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News