Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan akan mengalami penurunan pada perdagangan Senin (28/1). Hal ini didukung oleh bervariasinya pergerakan imbal hasil US Treasury dan potensi penguatan rupiah.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail menyampaikan, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun turun 4 bps ke level 2,75% pada Jumat (25/1) malam. Di saat yang sama, imbal hasil US Treasury tenor 30 tahun naik 2 bps ke level 3,05%.
“Pergerakan imbal hasil US Treasury dipengaruhi oleh keyakinan investor bahwa The Fed tidak akan menaikkan tingkat suku bunga acuan pada Minggu ini,” ungkapnya dalam riset, hari ini. Ekspektasi tersebut turut mendorong perpindahan dana ke pasar saham AS.
Pergerakan harga minyak dan gas alam dunia juga mempengaruhi imbal hasil US Treasury. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pada Jumat malam naik 1,1% ke level US$ 53,2 per barel, sementara harga gas alam naik ke level US$ 3,3 per MMBtu.
Kenaikan harga minyak disebut akibat kekhawatiran investor terhadap pasokan minyak global setelah AS kembali mengenakan sanksi untuk Venezuela.
Dengan demikian, ada kemungkinan imbal hasil SUN akan mengalami penurunan pada hari ini. Apalagi, rupiah juga berpeluang menguat terhadap dollar AS. Mikail memprediksi, imbal hasil SUN akan bergerak di kisaran 7,9%--8,10% pada hari ini.
Adapun seri obligasi negara yang direkomendasikan hari ini di antaranya adalah FR0077, FR0078, FR0068, dan FR0079.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News