Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa penawaran Saving Bond Ritel (SBR) 005 memasuki hari terakhir pada Kamis (24/1). Namun hingga hari terakhir masa penawaran, platform reksadana online Tanamduit hanya mencapai 80% dari target penjualan yang dipatok.
“Sampai Kamis (24/1) belum tercapai. Kami memasang target sebesar Rp 20 miliar, dan hingga saat ini baru tercapai di kisaran Rp 16 miliar. Sementara dari 1.000 target pembeli, kami baru bisa mencapai 800 pembeli,” ujar Direktur Tanamduit, Muhammad Hanif, Kamis (24/1).
Hanif berasumsi, salah satu kendala yang memberatkan pihaknya mencapai target adalah banyaknya seri SBN ritel yang dikeluarkan. “Hampir tiap bulan ada seri yang keluar,” tuturnya.
Sejak 2018, pemerintah sudah mengeluarkan beberapa jenis seri sukuk ritel. Diantaranya adalah SBR-003 pada Mei 2018, SBR-004 pada Agustus 2018, dan ST-002 pada November 2018. Menurut Hanif, hal ini membuat calon nasabah enggan membeli sukuk SBR005 karena jenisnya yang banyak.
Faktor lainnya adalah bunga SBR-005 yang lebih rendah dibandingkan dengan ST-002. Bunga obligasi SBR005 resmi ditetapkan oleh Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu (DJPPR) pada Selasa (8/1) sebesar 8,15%. Besaran bunga ini masih harus dikurangi dengan pajak bunga obligasi sebesar 15%, sehingga bunga bersih yang diterima nasabah sebesar 6,92%.
Sementara bunga obligasi sukuk ST002 adalah sebesar 8,30%, bila dikurangi dengan pajak obligasi sebesar 15%, maka nasabah masih akan mendapatkan bunga bersih sebesar 7,05%. Dengan demikian, bunga ST002 yang ditawarkan lebih menjanjikan hasil lebih tinggi dibandingkan jenis sukuk SBR005.
"Ditambah bank memang sedang gencar menaikkan bunga tabungan saat ini," tambah Hanif.
Hambatan selanjutnya yang dihadapi Tanamduit adalah banyaknya jumlah SBN ritel yang diterbitkan tahun ini. Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu telah menyampaikan akan menerbitkan SBN ritel sebanyak 10 kali sepanjang 2019.
Dari jumlah itu, penerbitan surat utang negara (SUN) maupun surat berharga syariah negara (SBSN) masing-masing terbagi dalam lima kali penerbitan. Jenis SUN tradable yang diterbitkan adalah obligasi ritel (ORI) dan nontradable ritel, yakni saving bond ritel (SBR). Sementara lima kali penerbitan SBSN terdiri dari empat penerbitan nontradable, berupa sukuk tabungan dan satu kali penerbitan SBSN nontradable berupa sukuk ritel (sukri).
“Kalau ada begitu banyak produk, maka kami harus putar otak pasang strategi tiap bulannya untuk menarik pembeli,” ujar Hanif.
Lebih lanjut, pembeli jenis sukuk ritel di Tanamduit, sebesar 70% merupakan kelompok milenial. “Pembeliannya bervariasi, mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 10 juta,” tandas Hanif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News