Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Berinvestasi di obligasi korporasi masih bisa menjadi peluang investasi yang menarik di tahun ini. Meski sejak pertengahan tahun ini, pasar obligasi tertekan cukup hebat, namun hal itu tidak berpengaruh signifikan terhadap obligasi korporasi. Prediksi analis, instrumen itu akan memberikan return positif di tahun ini.
Fakhrul Aufa, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) memperkirakan, return obligasi korporasi bakal mengalahkan surat utang negara (SUN). Diperkirakan, obligasi korporasi akan memberikan return sekitar 8% hingga 9% sepanjang tahun ini. Return tersebut lebih tinggi dibandingkan SUN yang diperkirakan minus 3% hingga minus 4%. "Obligasi negara sempat mengalami tekanan akibat inflasi tinggi. Sewaktu SUN turun, harga obligasi korporasi masih cukup bertahan di atas," ujar Fakhrul, Jumat (25/10).
Ini lantaran pergerakan harga obligasi korporasi relatif tidak terlalu volatil ketimbang SUN. Sebagian besar investor obligasi korporasi memegang instumen ini hingga jatuh tempo alias hold to maturity.
Memasuki kuartal IV, pasar SUN mengalami kenaikan (rebound) dengan indikasi harga SUN yang mulai merangkak naik. Kondisi tersebut, kata Fakrul, menjadi peluang bagi investor untuk masuk ke pasar obligasi korporasi. Sebab, harga obligasi korporasi juga akan naik mengikuti rebound di pasar SUN.
Herdi Ranu Wibnowo, head of fixed income BCA Sekuritas mengatakan, pergerakan yield obligasi korporasi masih tertinggal jika dibandingkan dengan yield SUN. Sehingga, hal ini akan dimanfaatkan oleh investor untuk memburu obligasi korporasi di sekunder yang masih memberikan imbal hasil menarik. Maklum, perusahaan yang menerbitkan obligasi harus memberikan kompensasi akibat tingkat suku bunga tinggi, berupa kupon di atas rata-rata pasar.
Buru obligasi BUMN
Meskipun ketidakpastian pasar di penghujung tahun masih cukup tinggi, beberapa perusahaan tetap menerbitkan obligasi di kuartal-IV ini.Analis NC Securities, I Made Adi Saputra pernah mengatakan, obligasi yang akan jatuh tempo pada kuartal terakhir ini sebesar Rp 5,9 triliun. Obligasi tersebut berasal dari sektor finansial yaitu multifinance dan perbankan.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, salah satunya. Perusahaan multifinance anak usaha PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) itu mencatatkan Obligasi berkelanjutan II senilai Rp 2,09 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (25/10).
Instrumen utang Adira itu diterbitkan dalam tiga seri. Seri A bertenor satu tahun diterbitkan senilai Rp 722 miliar dengan kupon 9,15% per tahun. Kemudian, seri B bertenor tiga tahun dengan nilai penerbitan Rp 880 miliar. Instrumen ini memberikan kupon 10,5% per tahun. Serta, seri C diterbitkan senilai Rp 490 miliar. Seri ini bertenor lima tahun dengan kupon 11%.
Untuk penerbitan obligasi ini, perusahaan telah menggenggam peringkat AA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Sedangkan, bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk. Rekomendasi Herdi, investor bisa memburu obligasi korporasi milik BUMN dan swasta dengan peringkat minimal AA+. Sedangkan, untuk tenor obligasi korporasi yang bisa dikoleksi sekitar tiga tahun hingga lima tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News