Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tren penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir pasca menyentuh rekor tertinggi tahun ini mengikuti jejak bursa global. Perdagangan Rabu (3/8), mengacu data RTI indeks berakhir turun 0,40% atau 21,445 poin ke level 5.351,878.
Volume perdagangan hari ini mencapai 7,93 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,84 triliun. Ada 177 saham bergerak turun, 147 saham bergerak naik, dan 90 saham stagnan.
Tujuh dari 10 indeks sektoral menyeret IHSG ke zona negatif. Sektor infrastruktur memimpin penurunan 1,37 %.
Sementara, tiga sektor yang menguat antara lain; agrikultur naik 0,68%, industri dasar naik 0,61%, dan pertambangan naik 0,40%.
Dana asing masih membanjir pasar domestik meski turun drastis dibandingkan perdagangan sebelumnya. Hari ini, tercatat beli asing mencapai Rp 361,533 miliar dan di pasar reguler Rp 202,820 miliar.
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) turun 4,61% ke Rp 1.760, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 3,80% ke Rp 2.530, dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 3,64%.
Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 3,17% ke Rp 1.140, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 3% ke RP 10.300, dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP) naik 2,88% ke Rp 3.930.
Aksi jual oleh pelaku pasar setelah 'rally' kenaikan saham selama beberapa hari terakhir membuat laju IHSG pada hari ini tertahan," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere dikutip dari Antara.
Ia mengatakan, kondisi ekonomi global yang belum kondusif berdampak negatif bagi bursa saham di kawasan Asia, kondisi itu menjadi salah satu faktor yang menahan laju IHSG.
"Ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian, otoritas moneter Amerika Serikat yang tengah bersiap untuk menaikkan suku bunga kembali menjadi salah satu pertimbangan investor," katanya.
Pasar kecewa
Pasar saham Asia jatuh ke level terdalam lima pekan, mengikuti jejak penurunan pasar saham global.
Pasar kecewa atas paket stimulus fiskal Jepang dan minyak berada di bawah level US$ 40 per barel sehingga memicu kembali kekhawatiran pemulihan perekonomian global yang masih goyah.
Mengutip Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific kehilangan 1,8 %, yang merupakan penurunan terbesar sejak 24 Juni, dan berada di level 134,48 pada pukul 16:00 sore waktu Hong Kong.
Indeks Topix Jepang memimpin penurunan dengan jatuh 2,2 % setelah yen menguat 1,5 % terhadap dollar pada hari Selasa menyusul pengumuman pemerintah sebesar 4,6 triliun yen ($ 45 miliar) pengeluaran ekstra untuk tahun fiskal saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News