kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

IHSG Tembus 7.100, Inilah Saham Non Blue Chip yang Diprediksi Punya Prospek Cerah


Kamis, 07 Desember 2023 / 07:30 WIB
IHSG Tembus 7.100, Inilah Saham Non Blue Chip yang Diprediksi Punya Prospek Cerah
ILUSTRASI. IHSG Tembus 7.100, Inilah Saham Non Blue Chip yang Diprediksi Punya Prospek Cerah.? KONTAN/Carolus Agus Waluyo/30/10/2023.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis rekomendasi beli sejumlah saham lapis dua dan tiga yang diprediksi memiliki prospek cerah seiring laju positif Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski bukan tergolong saham blue chip, saham-saham ini layak dikoleksi.

Memasuki bulan Desember 2023 ini, transaksi saham di BEI dalam tren meningkat. Walhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju kencang hingga sempat menemus level 7.100. Meski, di akhir perdagangan Rabu (6/12) IHSG terpeleset 0,19% ke posisi 7.087,39.

Dengan posisi tersebut, IHSG sudah mencetak penguatan 3,46% sejak awal tahun 2023. Sayangnya, laju positif IHSG tidak sejalan dengan mayoritas indeks saham yang masih memerah secara year to date (YtD).

IDX SMC Composite dan IDX SMC Liquid menjadi bagian dari indeks saham yang kinerjanya tertinggal. Indeks yang mewakili saham-saham lapis kedua dan lapis ketiga dengan kapitalisasi pasar menengah-kecil ini masing-masing melandai 8,31% dan 9,98% (YtD).

Di tengah penurunan harga saham non blue chip itu, analis melihat sebagai waktu yang tepat untuk masuk ke sejumlah saham.

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menyodorkan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) sebagai saham yang layak koleksi. Sedangkan untuk pilihan trading,

William juga merekomendasikan PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT PAM Mineral Tbk (NICL).

Harga saham BRMS pada perdagangan Rabu 6 Desember 2023 ditutup di level 198, turun 2 poin atau 1,00% dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam sebulan terakhir, harga saham BRMS telah naik 15 poin atau 8,20%.

 

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengamati secara teknikal sejumlah saham di dalam IDX SMC berpotensi mengalami penguatan. Herditya menjagokan tiga saham dari IDX SMC Liquid, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

Berikut rekomendasinya:

  • ANTM: Support Rp 1.620, Resistance Rp 1.745 dan Target Harga Rp 1.800 - Rp 1.850.
  • ADMR: Support Rp 1.255, Resistance Rp 1.320 dan Target Harga Rp 1.375 - Rp 1.400.
  • ERAA: Support Rp 352, Resistance Rp 388 dan Target Harga Rp 394 - Rp 410.

Sedangkan Equity Sales Jasa Utama Capital Sekuritas Alfredo Gusvirli melirik saham DEWA, BRMS, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Untuk trading, pelaku pasar dapat mencermati saham PT ITSEC Asia Tbk (CYBR), PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM), dan PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS).

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menyebutkan, saham lapis dua dan tiga masih berpotensi mengalami kenaikan. Pasalnya, kontribusi saham lapis dua dan tiga terhadap pergerakan IHSG saat ini masih mini.

Pendorong IHSG dominan berasal dari saham baru yang harganya langsung melejit. Seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).

Baca Juga: Saham Pendatang Baru Meramaikan Jajaran Market Cap Terbesar di BEI

Market cap ketiganya melonjak hingga memiliki bobot yang besar, dan ada di daftar 10 besar saham leader penggerak IHSG. BREN dan AMMN bahkan memimpin di posisi teratas.

Equity Sales Jasa Utama Capital Sekuritas Alfredo Gusvirli mengamini hal tersebut. Menurut dia, kondisi ini juga menunjukkan saham lapis kedua dan lapis ketiga cenderung sideways dalam memberikan kontribusi terhadap IHSG.

Hanya saja, Alfredo melihat saham lapis kedua dan ketiga punya prospek menarik menjelang pergantian tahun. "Arahnya di akhir tahun cenderung bagus, mengikuti saham-saham lapis pertama yang kemungkinan besar akan ada kenaikan di bulan Desember," terang Alfredo kepada Kontan.co.id, Rabu (6/12).

William sepakat, saham-saham lapis kedua dan lapis ketiga yang pergerakannya masih tertinggal, justru berpeluang melaju. Apalagi, pelaku pasar mulai cenderung menghindari risiko mengejar saham-saham yang penguatannya sudah signifikan.

"Biasanya akan mencoba mencari saham pengganti yang berpotensi menguat, misalnya dengan menggunakan analisis teknikal dan memperkirakan momentum. Jadi saham-saham lapis kedua dan ketiga memiliki peluang cukup besar menguat," sebut William.

Baca Juga: IHSG Rawan Lanjutkan Koreksi, Cermati Saham Rekomendasi Analis pada Kamis (7/12)

Bahkan, William memperkirakan tahun depan akan menjadi momentum yang cocok untuk melakukan trading. Dus, saham-saham yang berkategori lapis kedua dan lapis ketiga bisa menjadi pilihan.

Toh, cukup banyak saham bluechip anggota indeks LQ45 yang juga menjadi konstituen dari IDX SMC Liquid. Meski demikian, William menyarankan agar lebih cermat mengombinasikan analisa teknikal dan menelaah kinerja keuangan terbaru.

Hal ini sangat krusial untuk memitigasi risiko jika ingin mengoleksi saham lapis kedua dan lapis ketiga.

"Tren yang awet dan disertai dengan volume perdagangan yang stabil. Lalu, karena market sedang window dressing, maka laporan keuangan akan menjadi sentimen tambahan yang perlu diperhatikan," ujar William.

Itulah rekomendasi saham non blue chip untuk perdagangan hari ini, Kamis 7 Desember 2023. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×