Reporter: Benedictus Bina Naratama | Editor: Uji Agung Santosa
JudulJAKARTA. Bursa saham domestik masih rawan koreksi pada pekan ini. Penurunan pertumbuhan domestik bruto (PDB) bisa menjadi sentimen negatif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Akhir pekan lalu, IHSG juga ditutup turun 0,36% menjadi 5.227,1. Pergerakan ini berlawanan dengan bursa saham Asia yang menguat 0,77% ke level 153,29.
Analis MNC Securities Wijen Pontus menilai, pelonggaran kebijakan rasio pinjaman terhadap nilai aset alias loan to value (LTV) pada properti dan otomotif, sejatinya menjadi sentimen bagus bagi bursa. Namun, sepekan terakhir, investor asing masih mencatatkan penjualan bersih alias net sell senilai Rp 992,8 miliar.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, pekan lalu, sektor perbankan terkoreksi paling tajam, karena pelaku pasar menunggu pengumuman suku bunga Bank Indonesia atau BI rate. “IHSG ditutup turun meskipun ada beberapa data ekonomi domestik yang cukup baik,” jelasnya.
Menurut Lanjar, koreksi IHSG bisa berlanjut pekan ini. Pasalnya, sentimen negatif masih membayangi pasar setelah pertumbuhan PDB kuartal I-2015 turun menjadi 4,7%, dibandingkan kuartal sebelumnya yang 5,01%.
Prediksi Lanjar, hari ini, IHSG berpotensi terkoreksi di kisaran 5.170-5.250. Wijen juga menduga, bursa saham domestik akan tertekan dengan pergerakan IHSG antara 5.150-5.300.
Namun, Reza Priyambada, analis NH Korindo Securities, melihat, ada peluang IHSG bangkit pada awal pekan ini. Indeks bisa tertopang sentimen Rapat dewan Gubernur BI pada 19 Mei nanti. Rapat itu akan menetapkan kebijakan suku bunga acuan yang kepastiannya sedang ditunggu pasar.
Reza memperkirakan, IHSG bisa bergerak menguat di kisaran 5.150-5.275.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News