Reporter: Benedictus Bina Naratama | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pasar saham Indonesia pada pekan ini berpeluang untuk terkoreksi setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tutup melemah 0,36% di level 5.227,1 pada Jumat (15/5) yang lalu.
Pelemahan IHSG juga dibarengi dengan penguatan di bursa Asia yang ditutup di level 153,29 atau naik 0,77% pada Jumat (15/5). Selama sepekan terakhir IHSG juga menguat 0,86%.
Penguatan pergerakan IHSG ini menurut Wijen Pontus analis dari MNC Securities disebabkan adanya sentimen pelonggaran kebijakan LTV pada properti dan otomotif. Selain itu, pergerakan dollar terhadap rupiah juga mempengaruhi pergerakan IHSG selama sepekan terakhir.
“Selama sepekan IHSG ditutup menguat 0,86% yang diwarnai dengan nett sell senilai Rp 992,8 miliar yang dilakukan oleh pihak asing,” ujar Wijen, Minggu (17/5).
Meskipun begitu, sentimen negatif masih membayangi IHSG setelah pertumbuhan GDP turun menjadi 4,7%. Begitu juga dengan sektor perbankan yang terkoreksi paling dalam di akhir pekan kemarin karena para investor yang menunggu pengumuman suku bunga Bank Indonesia.
“Pada penutupan hari Jumat (15/5), IHSG mengalami pelemahan 0,36% meskipun ada beberapa data ekonomi yang keluar cukup baik,” jelas Lanjar Nafi analis Reliance Securities.
Pada pekan ini, menurut Reza Priyambada analis NH Korindo Securities, pergerakan IHSG diproyeksikan akan menguat berkat sentimen dari dalam negeri berupa Rapat dewan Gubernur yang digelar oleh BI pada 19 Mei 2015 untuk menetapkan dan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan.
Reza memprediksi pergerakan IHSG akan menguat di kisaran 5150-5275. Wijen memproyeksi IHSG Senin (18/5) cenderung terkoreksi di level 5150-5300. Sedangkan Lanjar memperkirakan IHSG akan terjadi koreksi di level 5170-5250.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News