kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.692.000   8.000   0,48%
  • USD/IDR 16.360   12,00   0,07%
  • IDX 6.614   -32,21   -0,48%
  • KOMPAS100 983   -7,19   -0,73%
  • LQ45 770   -6,58   -0,85%
  • ISSI 203   -0,21   -0,10%
  • IDX30 399   -2,27   -0,57%
  • IDXHIDIV20 481   -2,24   -0,46%
  • IDX80 112   -0,69   -0,62%
  • IDXV30 117   0,23   0,20%
  • IDXQ30 132   -1,00   -0,76%

IHSG Oversold, Cek Rekomendasi Analis untuk Saham Blue Chip Ini


Kamis, 13 Februari 2025 / 08:17 WIB
IHSG Oversold, Cek Rekomendasi Analis untuk Saham Blue Chip Ini
ILUSTRASI. Warga mengakses data saham menggunakan gawai di Jakarta, Selasa (11/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan perlawanan usai terjun dalam lima perdagangan beruntun.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Kondisi pasar saat ini bisa dipertimbangkan sebagai momentum untuk melirik saham yang sudah terdiskon banyak, terutama pada saham lapis pertama alias blue chip.

"Kami masih meyakini saham blue chip dengan kinerja positif yang harganya terdiskon akan menarik dalam jangka panjang," kata Audi.

Optimisme serupa sempat disampaikan oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman. Menurut Iman, tren pelemahan yang sedang menimpa IHSG bisa menjadi momentum untuk "time to buy", terutama bagi investor yang memiliki strategi investasi jangka panjang.

Team Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas sepakat, saham blue chip menarik untuk dikoleksi, khususnya di sektor perbankan. Namun, investor sebaiknya melakukan pembelian secara bertahap dengan strategi cost averaging, bukan hanya di satu harga.

Baca Juga: Harga Tren Turun, Dua Saham Blue Chip Ini Akan Di-buyback, Cek yang Layak Dibeli?

Selain perbankan, volatilitas pada saham emiten komoditas juga bisa dipertimbangkan. William menambahkan, investor perlu cermat melihat momentum dan analisa teknikal pada saham blue chip tersebut.

"Harus lihat momentumnya, tidak bisa hanya karena asumsi harga yang terdiskon lalu terlalu cepat membeli, sedangkan tren melemah masih belum berakhir," terang William.

Technical Analyst BRI Danareksa Sekuritas Reyhan Pratama sepakat, pelaku pasar harus lebih berhati-hati di tengah kondisi pasar yang masih bearish. Terlepas dari sektor atau klasifikasi saham tersebut, investor sebaiknya menghindari terlebih dulu saham yang sedang downtrend.

"Terlepas blue chip atau bukan, fokus pada saham yang sedang uptrend atau sideways dengan peningkatan volume untuk trading jangka pendek maupun swing trade," ungkap Reyhan.

Baca Juga: Ini Saham-Saham yang Kebal Terhadap Penurunan IHSG, Cek Rekomendasi Analis

Selain itu, pelaku pasar bisa memperhatikan momentum yang bisa menjadi sentimen pendorong bagi bisnis emiten tersebut. Di antara saham blue chip konstituen indeks LQ45, Reyhan menjagokan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Saham JPFA dan INDF juga menjadi pilihan William. Selain itu, William melirik PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Sedangkan Audi menyarankan buy saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) untuk target harga Rp 2.830 per saham.

Selanjutnya, Audi merekomendasikan speculative buy PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan buy on break PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Target harga masing-masing ada di level Rp 4.810 dan Rp 1.725 per saham.

Sementara Team Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas menyarankan buy on weakness saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) pada area Rp 2.810 - Rp 2.870. Pertimbangkan target harga Rp 3.150 - Rp 3.200, dan stoploss jika merosot ke level Rp 2.700 - Rp 2.730 per saham.

Selanjutnya: Saham Telkom Indonesia Hampir 7%, Apa Rekomendasi Analis terhadap Saham TLKM?

Menarik Dibaca: Promo KFC Crazy Deal Super Hemat 7 Ayam Hanya Rp 90.000, Berlaku Hari Kamis Saja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×