Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi tertekan pada perdagangan Selasa (11/2). IHSG menutup perdagangan Senin (10/2) dengan koreksi 1,40% ke level 6.648,14.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memproyeksikan IHSG masih rawan koreksi dengan support 6.542 dan resistance 6.698 pada perdagangan Selasa (11/2).
Pergerakan IHSG akan mendapatkan tekanan dari aksi jual pada beberapa saham yang tidak jadi masuk ke indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI).
Baca Juga: Kinerja Kalbe Farma (KLBF) Diproyeksi Tumbuh Positif di 2024, Cek Rekomendasi Analis
"Dampak dari tarif impor akan baja dan aluminium akan menjadi babak baru dari perang dagang ditambah dengan dalam pelemahan nilai tukar rupiah," jelas Herditya kepada Kontan, Senin (10/2).
VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi memproyeksikan IHSG akan bergerak bervariasi cenderung melemah terbatas dalam rentang 6.575 dan 6.762.
Audi mengatakan pasar tengah menantikan pidato dari Ketua The Fed dan arah kebijakannya. Jika masih hawkish, maka ini akan menjadi sentimen negatif seiring dengan higher for longer.
"Dari dalam negeri, tekanan pada nilai rupiah cenderung berdampak negatif untuk pasar seiring dengan ketidakstabilan yang meningkat," katanya.
Baca Juga: Sektor Infrastruktur Tertekan Pemangkasan Anggaran, Cek Rekomendasi Analis
Selain itu, pasar juga tengah menantikan rilis IKK periode Januari 2025 yang diperkirakan tetap solid dalam level optimistis sehingga dapat memberikan sentimen positif untuk pasar.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan secara teknikal, IHSG kembali membentuk falling window bersamaan dengan pelemahan lanjutan.
IHSG terkonfirmasi support break low di 6.700 dan berpotensi uji support berikutnya di 6.550-6.600. Valdy bilang stochastic RSI berpotensi losing momentum, jika rally pelemahan masih berlanjut dan break low 6.550.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Cenderung Konsolidasi, Cek Saham Rekomendasi Analis pada Rabu (5/2)
Saham pilihan Phintraco Sekuritas jatuh pada Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO).
Selanjutnya: Dolar Menguat Setelah Ancaman Tarif Trump, Sementara Pasar Saham Tetap Melaju
Menarik Dibaca: Alternatif Hadiah Valentine, Soundcore Hadirkan Paket Bundling
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News