Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sentimen pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menguat. Ibarat kapal besar yang sedang goyang, ombaknya bisa membuat kapal kecil di sekitarnya ikut terombang-ambing.
Namun, analis yakin ombak tersebut tak akn menghampiri Indonesia. "Dampaknya ke pasar modal lokal tidak signifikan," kata Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang, Kamis (18/5).
Hal ini terlihat dari posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada perdagangan hari ini justru menguat 29,959 poin ke level 5.645,45 dikala mayoritas bursa Asia memerah terseret oleh sentimen negatif tersebut.
Dana asing malah berpotensi untuk tetap berada di luar AS untuk waktu yang lebih lama. Sebab, pasar selama ini sudah menanti kepastian terkait sejumlah kebijakan Trump.
Sayangnya, isu pemakzulan itu kembali muncul. "Sehingga, isu ini akan membuat Trump butuh waktu lebih lama untuk merealisasikan janji-janjinya," imbuh Edwin.
Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Taye Shim sependapat. Fokus investor masih tertuju pada pasar emerging market.
Alasannya seperti ini. Dulu, wacana kebijakan Trump dengan tagline "Make America Great Again" membuat dana asing berbondong-bondong keluar dengan deras. Hal ini terus terjadi sejak Trump terpilih jadi presiden hingga mendekati penutupan akhir tahun 2016.
Tapi, menurut Taye, pasar justru sudah lebih dulu priced-in dengan sejumlah kebijakan ambisius Trump itu. "Hal ini bisa dilihat dari posisi asing yang justru terus memasang posisi beli," ujarnya.
Posisi beli juga masih terlihat. Selain indeks menghijau, investor asing pun tampak kembali mengambil posisi beli. Di pasar reguler, net buy asing Rp 370,635 miliar dan Rp 393,742 miliar keseluruhan perdagangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News