Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan penguatan pada perdagangan besok, Selasa (19/4). Pasalnya, indikator teknikal indeks masih menunjukkan sinyal positif.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securities menjelaskan, secara teknikal IHSG mampu bertahan dan mencoba menguat pada support MA50 sehingga masih dalam tren positif untuk jangka panjang. Indikator stochastic bergerak bullish dari area middle dengan momentum RSI yang positif mampu di atas MA15 dari momentumnya.
"Berdasarkan indikator tersebut, kami perkirakan IHSG masih akan bergerak mixed cenderung mengalami penguatan terbatas dengan range pergerakan 4800-4910." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Senin (18/4).
Adapun saham-saham yang dapat dicermati pada perdagangan besok menurutnya adalah BBCA, BBRI, BMTR, EXCL, ICBP, JSMR, LPKR, SMRA, ROTI, SSMS, dan HMSP.
Pada perdagangan hari ini, IHSG bergerak optimis sejak awal sesi dengan ditutup melonjak 0.87% ke level 4.865,53 namun dengan volume yang tidak begitu tinggi. Lanjar bilang, saham-saham ber-market kapitalisasi besar seperti beberapa emiten produsen rokok menjadi penopang utama penguatan indeks tersebut karena investor berspekulasi terkait rencana pemerintah yang tidak akan menaikkan cukai tembakau pertengahan tahun ini.
Namun, data pertumbuhan pinjaman YoY kembali melambat di level 8,2% dari 9,6% diperiode sebelumnya seakan menahan pergerakan harga saham perbankan yang sedang mengalami rebound. Nilai tukar rupiah pun dan mampu membawa investor asing kembali tercatat net buy di level Rp 329.73 miliar hari ini.
Sementara bursa Asia ditutup mayoritas pada zona merah seiring dengan jatuhnya harga minyak dan mata uang negara-negara pengekspor minyak pasca pertemuan antara produsen minyak utama di Doha tanpa kesepakatan membatasi output. Permintaan untuk asset haven mendorong yen dan treasuries kembali naik sehingga Bursa saham di Jepang memimpin pelemahan pada perdagangan awal pekan ini.
Adapun Bursa Eropa dibuka terjatuh memperpanjang penurunan pada akhir pekan lalu. Kesepakatan yang tidak tercapai antara produsen utama minyak di dunia mengenai pembekuan sementara produksi minyak membuat kekhawatiran investor di seluruh dunia sehingga mereka memilih untuk bersikap hati-hati terhadap aset beresiko seperti saham terutama yang sangat sensitif dengan gejolak harga minyak.
Menurut Lanjar, sentimen berikutnya yang akan mempengaruhi pergerakan pasar adalah neraca pembayaran dan survey sentimen ekonomi di Eropa serta data penjualan rumah di AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News