Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot cukup dalam pada perdagangan perdana setelah libur panjang Lebaran. Selasa (16/4), IHSG turun 1,68% atau 122 poin ke 7.164,81.
William Surya Wijaya, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas menjelaskan, IHSG masih dibayangi oleh situasi geopolitik global yang belum menentu dibarengi oleh kondisi fluktuasi harga komoditas dan nilai tukar yang masih belum stabil.
"Momentum koreksi dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian terutama bagi saham saham berfundamental kuat mengingat secara rilis data perekonomian dalam negeri terlihat masih cukup stabil dengan target investasi menengah - panjang," kata William dalam risetnya.
IHSG hari ini, Rabu (17/4) berpotensi terkoreksi wajar. Rentang pergerakannya di kisaran 7.123 - 7.272.
Beberapa saham yang bisa dilirik antara lain;BBCA, BBNI, UNVR, JSMR,ICBP, PWON,KLBF, GGRM, TLKM.
Analis Stockbit Sekuritas Digital juga melihat, ada sejumlah serangkaian sentimen negatif yang turut menyebabkan penurunan IHSG kemarin. Antara lain, inflasi Amerika Serikat sebesar 3,5% YoY pada Maret 2024, lebih tinggi dibanding Februari yang sebesar 3,2%, ataupun ekspektasi pasar di level 3,4%.
Ini menguatkan narasi bank sentral AS Federal Reserve akan menjaga tingkat bunga tinggi ini lebih lama lagi. Menurut CME Fedwatch Tool, market berekspektasi, The Fed baru mulai menurunkan bunga pada kuartal III-2024, lebih lama dibanding ekspektasi sebelumnya yaitu Juni 2024.
Sentimen pasar negatif kedua yaitu, ketegangan geopolitik yang semakin meningkat setelah Iran melancarkan serangan ke Israel pada 13 April 2024 lalu. Hal ini mendorong harga beberapa komoditas seperti minyak mentah, emas, dan perak. Di sisi lain, sejumlah komoditas mengalami permasalahan suplai dan prospek permintaan yang lebih baik, sehingga menjaga potensi kenaikan.
Dari serangkaian sentimen negatif ini, Stockbit melihat, pada Selasa lalu, saham-saham yang sensitif dengan suku bunga seperti properti (-3,25%), teknologi (-2,85%), dan keuangan (-2,49%), turun signifikan.
"Namun, kami menilai bahwa koreksi ini bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk membeli saham perbankan dengan valuasi yang lebih menarik, sebab menurut kami fundamental dan prospeknya yang masih tergolong baik," tulis Stockbit dalam riset hariannya.
Sebelumnya, Investment Analyst Lead at Stockbit & Bibit Rahmanto Tyas Raharja mengatakan, saat ini lebih menyukai mid banks dibanding big banks karena valuasi yang lebih menarik. Top picks sahamya yaitu BMRI, BNGA, dan BBTN.
Sementara itu, tren kenaikan harga komoditas dan penguatan dollar AS berpotensi membawa dampak positif bagi para emiten komoditas di atas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News