kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   13.000   0,67%
  • USD/IDR 16.413   -9,00   -0,05%
  • IDX 7.515   50,54   0,68%
  • KOMPAS100 1.061   11,17   1,06%
  • LQ45 796   8,47   1,07%
  • ISSI 254   0,53   0,21%
  • IDX30 415   3,38   0,82%
  • IDXHIDIV20 474   3,64   0,77%
  • IDX80 120   1,18   1,00%
  • IDXV30 124   1,05   0,86%
  • IDXQ30 133   1,29   0,98%

Lebih Unggul dari LQ-45, Cek Kinerja Emiten Kompas100 Semester I-2025


Rabu, 06 Agustus 2025 / 05:30 WIB
Lebih Unggul dari LQ-45, Cek Kinerja Emiten Kompas100 Semester I-2025
ILUSTRASI. Kinerja emiten Kompas100 tercatat masih lebih baik dibandingkan LQ45 lantaran kinerja saham konstituennya yang lebih baik dibandingkan emiten LQ45(KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja emiten Kompas100 tercatat masih lebih baik dibandingkan LQ45. Hal ini terjadi lantaran kinerja saham konstituennya yang masih tergolong lebih baik dibandingkan emiten LQ45.

Per 5 Agustus 2025, indeks Kompas100 naik 0,29% sejak awal tahun alias year to date (YTD). Pergerakannya lebih baik dari indeks LQ45 yang terkoreksi 3,68% YTD.

Namun, pergerakan indeks Kompas100 lebih rendah daripada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 6,15% YTD.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata melihat, pencetak laba dan pendapatan tertinggi dari Kompas100 per semester I 2025 berasal dari sektor bahan baku, konsumer siklikal, dan teknologi. “Kenaikan laba bersih emiten di tiga sektor ini paling signifikan secara tahunan,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (5/8/2025).

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Indeks KOMPAS100 Usai Rebalancing

Kinerja Kompas100 yang lebih baik daripada LQ45 lantaran indeks Kompas100 kurang tergantung pada emiten-perbankan besar, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mengalami tekanan signifikan.

“Sedangkan di LQ45 bobotnya lebih berat ke sektor tersebut,” ungkapnya.

Selain itu, indeks Kompas100  juga mendapat dukungan dari emiten non-bank, yaitu saham bahan baku, saham konsumer siklikal, dan saham teknologi yang mencatat pertumbuhan laba kuat.

”Mereka juga didukung sentimen positif, seperti menjadi sasaran investasi Danantara di proyek hilirisasi dan naiknya harga tembaga karena Tarif Trump, sehingga menopang indeks,” tuturnya.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan, kinerja indeks Kompas100 yang lebih baik dari LQ45 lantaran komposisi konstituennya yang pergerakan sahamnya lebih baik daripada emiten LQ45.

Konstituen Kompas100 terdiri dari sejumlah emiten middle cap dan small cap yang secara pegerakan saham lebih bagus daripada emiten LQ45. 

“Dengan pergerakan saham good companies (LQ45) yang kurang bagus, itu dikompensasi dengan perusahaan yang tergolong good stock (pergerakan sahamnya baik),” ujarnya saat ditemui Kontan di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Baca Juga: Menakar Prospek Kinerja KOMPAS100 di Paruh Kedua 2025 Usai Rebalancing

Analis Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan melihat, komposisi konstituen indeks Kompas100 lebih resilien di tengah kondisi pasar saat ini, terutama berkat komposisinya yang lebih terdiversifikasi. 

Sementara, indeks LQ45 didominasi oleh saham-saham bank besar yang saat ini tengah mengalami tekanan dari sisi kinerja dan likuiditas.

“Pasar saat bisa dibilang tengah digerakkan saham mid-small cap,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (5/8/2025).

Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham

Ke depan, kata Budi, emiten yang tergolong good stock kemungkinan masih akan dilirik di semester II. Ini terutama karena pergerakan emiten LQ45 yang masih terus turun dan membuat investor jadi menghindarinya terlebih dulu.

“Pertumbuhan indeks nanti bakal sejalan dengan pertumbuhan ekonomi riil,” katanya.

Liza melihat, kinerja emiten konstituen Kompas100 prospeknya lebih positif, meskipun dengan beberapa catatan.

Setidaknya, ada tiga sentimen pendorong kinerja mereka di semester II. Pertama, pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang berpotensi kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 20–50 basis poin (bps). 

Baca Juga: Melihat Prospek Kinerja KOMPAS100 di Sisa Tahun 2025 Usai Rebalancing

“Ini bisa mereduksi cadangan non-performing loan (NPL) perbankan dan meningkatkan permintaan kredit,” katanya.

Kedua, stabilitas makro global dan deeskalasi geopolitik, sehingga memulihkan risk appetite investor.

Terakhir, pemulihan konsumsi domestik dan aktivitas ekonomi yang mendukung kinerja emiten konsumer dan konsumer siklikal,” ungkapnya.

Sementara, sentimen negatif berasal dari pelemahan harga komoditas yang menekan sektor energi, serta tingginya volatilitas pergerakan saham-saham big cap apabila risiko perekonomian global kembali meningkat.

“Sektor bahan baku, konsumer siklikal, teknologi, dan perbankan diproyeksikan menjadi jawara di semester II,” paparnya.

Ekky pun melihat, saham emiten mid-small cap masih akan bergerak kuat dibandingkan big cap. “Tapi bisa saja berubah jika ekonomi membaik dan dana asing kembali,” katanya.

Kinerja indeks Kompas100 juga berpeluang membaik, terutama jika sejumlah sentimen positif terus berlanjut, seperti pemulihan konsumsi domestik, penurunan suku bunga, dan stabilisasi likuiditas perbankan. 

Sektor konsumer dan properti diperkirakan menjadi motor utama penggerak indeks, terutama bila pemerintah mendorong stimulus tambahan di paruh kedua 2025. 

Selain itu, kekhawatiran tekanan global juga mulai mereda dan arah kebijakan suku bunga sudah menunjukkan tren pelonggaran.

“Ini pada akhirnya dapat meningkatkan daya beli dan aktivitas ekonomi di dalam negeri,” ungkapnya.

Ekky pun merekomendasikan beli untuk PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dengan target harga Rp 500 per saham.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi melihat, pergerakan saham PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS)  ada di level support Rp 135 per saham dan resistance Rp 150 per saham. Wafi pun merekomendasikan beli untuk DMAS dengan target harga Rp 150 per saham.

Selanjutnya: Norma: Film Netflix tentang Mertua dan Menantu, Baca Sinopsisnya

Menarik Dibaca: Waspada Media Sosial, AI, & Masa Depan Finansial Mahasiswa dalam Pencarian Kerja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×