Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG hari ini diperkirakan masih akan mengalami pelemahan. Rabu (21/10), IHSG turun 0,52% setara dengan 26,49 poin ke level 5.099,84.
Lanjar Nafi Analis Reliance Sekuritas menjelaskan, pergerakan IHSG hari ini secara teknikal cukup bearish tidak mampu kembali whipsaw pada level Moving Average 50 hari. Hal ini seakan mengkonfirmasi pola dead-cross di area overbought pada indikator stochastic.
Baca Juga: IHSG hari ini berpeluang menguat, saham berikut bisa jadi pilihan
Indikator MACD bergerak divergence negatif dengan signal pelemahan pada akselerasi penguatan dan kejenuhan pergerakan MACD line. Sehingga secara teknikal diperkirakan IHSG masih berpotensi alami tekanan dengan bergerak mendekati pengujian support fractal pada support resistance 5.067-5.117. Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya INKP, JSMR, SMGR, TOWR, UNTR, HMSP, GGRM, ERAA.
IHSG ditutup turun setengah persen dengan sektor properti memimpin pelemahan yang turun 1,91% dan barang konsumsi turun 1,29%. Saham sektor properti kompak terkoreksi setelah mengalami penguatan akibat optimisme dampak dari kebijakan pemerintah.
Sedangkan saham barang konsumsi melemah dipimpin saham-saham produsen rokok seperti HMSP turun 5,67% dan GGRM melemah 5,86% yang terpukul oleh cukai rokok yang direncakan mulai berlaku tahun depan dimana besarannya masih belum jelas dan menjadi penantian investor.
Baca Juga: Saham-saham yang banyak dilepas asing saat IHSG turun Selasa (20/10)
Direktur Jendral Bea dan Cukai Kementrian Keuangan membahas mengenai keinginan pemerintah agar pengenaan cukai bisa menjadi instrumen pengendalian konsumsi rokok di masyarakat menjadi salah satu pertimbangan. Investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 168,56 miliar.
Lanjar mengatakan, dari eksternal investor berharap ada kesepakatan pembicaraan stimulus. Mata uang Pondsterling bergerak berfluktuasi terhadap euro setelah Inggris mengulurkan konsesi tambahan Uni Eropa sebagai syarat untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan.
Investor menimbang waktu Pelosi untuk mendapatkan kesepakatan dengan Gedung Putih lebih banyak bantuan stimulus dan Pembuat kebijakan Federal Reserve meminta lebih banyak dukungan fiskal untuk menopang pemulihan dari resesi yang dipicu pandemi.
Baca Juga: Saham LQ45: IHSG terpeleset, INTP melesat 7 hari, JSMR loyo 5 hari, TLKM turun 4 hari
Sehingga selanjutnya fokus investor masih pada prospek kebijakan fiskal di AS dan Pembicaraan perdagangan Brexit akan berlanjut setidaknya hingga minggu depan jika Inggris dan UE gagal mencapai kesepakatan. Serta rentetan laporan keuangan kuartal ke-3 yang akan rilis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News