Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan kembali melanjutkan aksi rally di bulan Februari 2019. Aksi rally tersebut akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri yang berhembus ke pasar sejak akhir Januari 2019.
Asal tahu saja, selama bulan Januari 2019 IHSG berhasil menguat 5,01% yang didukung oleh aksi beli bersih atawa net buy asing sebesar Rp 13,43 triliun. IHSG tercatat mengakhiri perdagangan Januari 2019 dengan penguatan sebesar 1,06% ke level 6.532. Ini adalah pertama kalinya indeks menyentuh level psikologis 6.500 sejak 12 Maret 2018.
Performa IHSG sejalan dengan mayoritas bursa saham utama di kawasan Asia yang juga menguat, diantaranya indeks Nikkei naik 1,06%, indeks Shanghai naik 0,35%, Hang Seng naik 1,08%, dan indeks Straits Times naik 0,54%.
Analis Senior Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih memproyeksi IHSG akan bergerak di level 6.450-6.690 di bulan kedua tahun 2019 ini. "Cenderung positif, ada sentimen positif rendahnya data inflasi kita," kata dia kepada Kontan.co.id Jumat (1/2).
Perlu diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data inflasi minggu keempat Januari 2019 0,32%, dengan inflasi tahunan sebesar 2,82% secara tahunan atau year on year (yoy).
Kemudian Alfatih menilai melunaknya kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) terkait dengan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) menjadi angin segar bagi pergerakan IHSG di bulan Februari 2019.The Fed telah memutuskan untuk menahan FFR pada level 2,25%-2,50%. Terlebih lagi The Fed telah menyampaikan sikapnya yang cenderung menahan atau dovish laju kenaikan FFR tahun ini.
Selain itu, perundingan dagang antara AS dan China yang akan disepakati pada 1 Maret 2019 dinilai akan memberikan pengaruh terhadap pergerakan IHSG. "Semakin buruk kondisi di AS, investor akan melarikan dana yang dimiliki ke pasar negara berkembang atau emerging market termasuk Indonesia," ungkap Alfatih.
Hal ini bisa menjadi katalis bagi pergerakan indeks hingga akhir tahun ini. Jika hal tersebut terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan IHSG bisa menyentuh level psikologis 7.000 sebelum penutupan perdagangan tahun 2019.
"Secara teknikal ada target ke sana, bisa tercapai di bulan sebelum Desember, tahun ini ada Pemilihan Umum (Pemilu) di bulan April, sehingga harus tetap diperhatikan pergerakannya, termasuk aksi profit taking yang bisa terjadi setiap saat," papar Alfatih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News