Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan melaju di zona positif di sesi I perdagangan, Selasa (24/1). Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,56% atau 29,594 poin ke level 5.280,562.
Dengan volume perdagangan 9,53 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,50 triliun. Tercatat 159 saham bergerak naik, 109 saham bergerak turun, dan 114 saham stagnan.
Sembilan dari 10 indeks sektoral menopang laju IHSG. Sektor industri dasar memimping penguatan 1,22%. Sementara, sektor agrikultur satu-satunya yang memerah yakni turun 0,29%.
Sayangnya, laju penguatan lebih tinggi IHSG tertahan oleh aksi jual investor asing. Di mana net sell asing mencapai Rp 76,036 miliar.
Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 4,50% ke Rp 464, PT Hanson International Tbk (MYRX) naik 3,23% ke Rp 160, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) naik 2,33% ke Rp 2.640.
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) turun 3,47% ke Rp 835, PT Tambanag Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 1,28% ke Rp 11.550, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun 1,23% ke Rp 8.000.
Analis Binaartha Reza Priyambada mengatakan, pergerakan IHSG BEI berada di area positif seiring dengan mayoritas pergerakan bursa saham di kawasan Asia. Mata uang rupiah yang terapresiasi juga turut menambah sentimen positif bagi pasar saham di dalam negeri.
"Bursa saham Asia serta laju rupiah yang menguat memberi sentimen positif bagi pergerakan IHSG," katanya dikutip dari Antara.
Kendati demikian, ia menambahkan bahwa pergerakan IHSG masih dibayangi oleh kebijakan yang akan dilakukan Donald Trump dalam beberapa hari ke depan, hal itu akan menjadi fokus pelaku pasar karena dapat memberikan pengaruh yang cukup besar bagi investasi.
Sementara itu, Analis Mandiri Sekuritas Hadiyansyah menambahkan bahwa secara teknikal, pola pergerakan IHSG masih memberikan sinyal bervariasi dan dalam pembentukan tren baru.
"Jika IHSG tidak mampu menuju posisi 5.280 maka potensi penurunan semakin besar, namun sebaliknya jika nanti IHSG ditutup di atas 5.280 maka pola penguatan terbuka," katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News