kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG berpotensi naik, namun rawan profit taking


Rabu, 19 Juni 2013 / 08:34 WIB
IHSG berpotensi naik, namun rawan profit taking
ILUSTRASI. Seorang teller PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menghitung uang pecahan Rp100 ribu di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Kamis (19/12/2019). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Adanya rilis kepastian kenaikan harga BBM dalam rapat paripurna yang diadakan DPR, diperkirakan akan mampu membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dapat bertahan di area positif. Namun, sejumlah analis memperkirakan, IHSG hari ini (19/6) rawan terkena aksi ambil untung atau profit taking.

Analis Trust Securities Reza Priyambada mengungkapkan, momen penguatan IHSG dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk kembali mengakumulasi beberapa saham, terutama saham-saham big caps.

Sentimen positif lainnya datang dari Amerika Serikat, di mana pelaku pasar berspekulasi bahwa The Federal Reserve akan menyampaikan rencananya untuk mengurangi program pembelian obligasinya. Di sisi lain, kata Reza, berita negatif datang dari kenaikan yield obligasi Indonesia untuk tenor 10 tahun dan turunnya tingkat kepercayaan konsumen Indonesia.

Pada perdagangan hari ini, Reza memperkirakan, IHSG akan berada pada support 4.785-4.805 dan resisten di level 4.855-4.873. "Laju IHSG diharapkan dapat berada di atas target resisten, sehingga masih memberikan harapan akan kelanjutan rebound. Tetapi mungkin kenaikannya sedikit dan bersifat terbatas, karena terlihat bahwa pelaku pasar sedang menahan diri. Diharapkan langkah wait and see ini tidak mendorong aksi profit taking untuk mengantisipasi pertemuan The Fed dan kepastian tanggal kenaikan harga BBM," ungkap Reza, Rabu (18/6).

Untuk saham yang dapat dipertimbangkan, Reza merekomendasikan diantaranya saham TLKM, MAIN, TAXI, WSKT, ADHI dan BMRI, masing-masing pada posisi trading buy. Sedangkan untuk saham SSIA, MAPI, JSMR, AKRA dan DNET, masing-masing pada posisi trading sell.

Sementara itu, analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto memperkirakan IHSG akan diwarnai oleh kelanjutan aksi beli sebagai bentuk respon positif pelaku pasar atas persetujuan APBN-P 2013 oleh DPR. Sebab, keputusan tersebut memberikan ruang bagi pemerintah untuk menyesuaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

"Di tengah pergerakan pasar saham global yang masih kondusif, pergerakan IHSG diperkirakan masih berpeluang melanjutkan tren penguatannya meskipun rawan aksi profit taking," kata David.

David memperkirakan IHSG akan bergerak dengan rentang support di posisi 4.720-4.770 dan resisten di level 4.870-4.910. Untuk saham yang dapat menjadi pilihan, David diantaranya merekomendasikan saham TLKM, PTRO dan DNET, masing-masing pada posisi buy on weakness, saham SMCB dan KIJA pada posisi buy, PTPP pada posisi buy break, saham GJTL, WSKT dan JSMR pada posisi trading buy, dan saham PGAS pada posisi sell on strength.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×