kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.966.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.765   92,00   0,55%
  • IDX 6.749   26,11   0,39%
  • KOMPAS100 973   5,13   0,53%
  • LQ45 757   3,47   0,46%
  • ISSI 214   1,25   0,59%
  • IDX30 393   1,62   0,42%
  • IDXHIDIV20 470   -0,32   -0,07%
  • IDX80 110   0,74   0,67%
  • IDXV30 115   -0,27   -0,24%
  • IDXQ30 129   0,23   0,18%

IDX30 dan IDX80 Dikocok Ulang, Cermati Rekomendasi Saham Berikut!


Selasa, 29 April 2025 / 18:43 WIB
IDX30 dan IDX80 Dikocok Ulang, Cermati Rekomendasi Saham Berikut!
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan rebalancing alias kocok ulang terhadap IDX30 dan IDX80. Kedua indeks itu dilakukan evaluasi secara mayor. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/25/04/2025


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan rebalancing alias kocok ulang terhadap IDX30 dan IDX80. Kedua indeks itu dilakukan evaluasi secara mayor.

Pengumuman rebalancing itu dirilis BEI pada 24 April 2025. Periode efektif konstituen dan periode efektif jumlah saham penghitungan indeks kedua indeks tersebut dimulai tanggal 2 Mei 2025 hingga 31 Juli 2025.

Di IDX30, PT Bank Jago Tbk (ARTO) dikeluarkan dari indeks dan digantikan posisinya oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Bobot BBTN terhadap indeks sebesar 0,44%. 

Lalu, pada Indeks IDX80, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) keluar dari indeks. Posisi mereka lalu digantikan oleh PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG). Bobot BUKA dan DSNG terhadap IDX80 masing-masing 0,53% dan 0,13%.

Baca Juga: IDX30 dan IDX80 Dikocok Ulang, Simak Pergerakan Saham Konstituen Barunya

Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto melihat, dari kriteria utama pemilihan daftar konstituen indeks IDX80 dan IDX30, ada dua faktor yang menjadi pertimbangan.

Pertama, likuiditas emiten yang dilihat dari nilai transaksi, frekuensi transaksi, dan market cap free float. Kedua, fundamental emiten yang dilihat dari kinerja keuangan, dan kepatuhan pada aturan.

Konstituen IDX80 pun dipilih dari emiten yang memenuhi beberapa kriteria. Yaitu, saham konstituen IHSG yang sudah tercatat lebih dari 6 bulan, masuk 150 saham dengan nilai transaksi terbesar selama 12 bulan terakhir, tidak kena suspend dan harus ditransaksikan dalam 6 bulan terakhir, memenuhi batasan minimal market cap free float, serta minimum rasio free float 10%.

“Sedangkan, IDX 30 dipilih dari daftar konstituen di indeks LQ45,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (29/4).

Menurut Pandhu, ARTO yang keluar dari IDX30 disebabkan oleh nilai transaksinya yang merosot cukup signifikan pada 12 bulan terakhir. Hal itu juga ditambah dengan kinerja keuangan, yang meskipun mampu menghasilkan pertumbuhan positif secara topline dan bottomline, namun secara ukuran dan kemampuan menghasilkan laba masih jauh dari pencapaian BBTN. 

“Sedangkan, perubahan di IDX80 lebih karena faktor likuiditas yang mana nilai transaksi saham BMTR dan MIDI juga merosot signifikan selama 12 bulan terakhir,” katanya.

Baca Juga: Masuk IDX30, Saham BBTN Ditutup Menguat 1,97% Akhir Pekan Ini

Sejak awal tahun, kinerja ARTO, BMTR, dan MIDI menurun paling dalam di antara keenam emiten tersebut. Sementara, hanya BUKA yang menguat sejak awal tahun.

Saham ARTO turun 21,81% secara year to date (YTD), saham BMTR turun 21,86% YTD, dan saham MIDI turun 20,47% YTD,.

Lalu, saham BBTN turun 4,8% YTD, saham DSNG turun 18,95% YTD, dan saham BUKA naik 15,20% YTD.

Berdasarkan laporan keuangan BBTN dan DSNG periode kuartal I 2025 yang sudah dirilis, tampak cukup bagus. Keduanya dapat mencatatkan pertumbuhan positif dan masing-masing memiliki valuasi yang masih relatif murah. 

Saham BBTN saat ini diperdagangkan pada price to earning ratio (PE) 4,2x dan DSNG di PE 5,5x. Sedangkan, BUKA secara kinerja tahun 2024 lalu masih membukukan kerugian.

“Namun perlu diingat bahwa BUKA sedang melakukan restrukturisasi bisnis inti dan efisiensi yang diharapkan dapat membuahkan hasil positif pada tahun ini,” katanya.

Untuk ARTO, jika dilihat dari pertumbuhannya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya cukup kencang, hanya saja laba yang dihasilkan memang masih tipis. 

“Masih perlu waktu untuk memenuhi ekspektasi jika dibandingkan dengan valuasinya saat ini yang masih relatif tinggi,” ungkapnya. 

Untuk MIDI, jika dilihat secara pertumbuhan juga masih bagus, dapat tumbuh positif meskipun tidak terlalu kencang. 

“Sedangkan, BMTR pada beberapa tahun terakhir baik pendapatan maupun laba bersih masih terus merosot, sehingga kurang menarik bagi para investor jangka panjang meski valuasinya saat ini relative murah,” ujarnya.

Baca Juga: Susunan di Indeks IDX30 dan IDX80 Berubah, Cermati Rekomendasi Analis

Untuk investasi jangka panjang, investor boleh mempertimbangkan BBTN dan DSNG dengan target harga masing-masing Rp 1300 per saham dan Rp 900 per saham. 

Sementara, untuk BUKA masih wait and see dulu sembari memperhatikan perkembangannya setelah restrukturisasi. 

“MIDI dan ARTO mungkin bisa tunggu ada katalis yang lebih kuat. Sedangkan, BMTR masih tunggu adanya perbaikan kinerja yang signifikan,” ungkapnya.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham BBTN ada di level support Rp 1.010 per saham dan resistance Rp 1.105 per saham. Rekomendasi buy on weakness disematkan untuk BBTN dengan target harga Rp 1.120 - Rp 1.200 per saham.

Sementara, pergerakan saham DSNG dilihat ada di level support Rp 745 per saham dan resistance Rp 795 per saham. Herditya pun merekomendasikan speculative buy untuk DSNG dengan target harga Rp 820 - Rp 865 per saham.

Praktisi Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengamati, pergerakan saham BUKA ada di level support Rp 142 per saham dan resistance Rp 155 per saham. William pun merekomendasikan beli untuk BUKA dengan target harga Rp 155 per saham.

Selanjutnya: Indonesia Minister Says LG to Invest Another $1.7 Billion in Battery Factory

Menarik Dibaca: Cerah hingga Berawan, Simak Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (30/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×