kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.383.000 0,36%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

ICDX Targetkan Jumlah Partisipan Bursa CPO Mencapai 100 Hingga Akhir Tahun 2024


Rabu, 03 Juli 2024 / 19:28 WIB
ICDX Targetkan Jumlah Partisipan Bursa CPO Mencapai 100 Hingga Akhir Tahun 2024
ILUSTRASI. Hingga saat ini sudah sebanyak 51 perusahaan yang bergabung dalam bursa CPO di ICDX.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) menargetkan jumlah partisipan di bursa minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) bisa mencapai 100 pada akhir tahun 2024.

Direktur ICDX Nursalam menyebutkan, hingga saat ini sudah sebanyak 51 perusahaan yang bergabung dalam bursa CPO di ICDX. Namun, baru sebanyak 16 perusahaan yang terlibat aktif dalam menjalankan perdagangan bursa ini.

“Untuk itu, kami selalu berusaha untuk menyosialisasikan bursa CPO ini ke masyarakat. Tahun ini targetnya 100. Kami juga harapkan semuanya bisa aktif, buat apa jadi member tapi tidak aktif,” kata Direktur ICDX Nursalam kepada Kontan.co.id, di Jakarta, Selasa (2/7).

Baca Juga: ICDX Proyeksikan Volume Transaksi Sebesar 14,29 Juta Lot di 2024

Selain itu, Nursalam mengatakan, masih minimnya jumlah partisipan yang bergabung ke dalam bursa CPO,  maka volume transaksi belum memadai, sehingga price discovery juga belum kredibel.

Direktur ICDX Nursalam

Untuk itu, dia berharap perusahaan yang bergabung ke depannya bisa semakin banyak agar price discovery tersebut bisa menjadi kredibel dan bisa menjadi acuan (price reference).

"Apalagi tujuan dibentuknya bursa CPO agar Indonesia memiliki harga acuannya sendiri. Namun, perlu ditegaskan bahwa peluncuran ini bukan untuk berkompetisi antara bursa CPO di Malaysia ataupun Belanda yang menjadi harga acuan dunia saat ini," imbuhnya.

Baca Juga: Harga CPO Masih Berpotensi Melaju

Lebih lanjut, Nursalam menjelaskan mekanisme transaksi untuk bursa CPO:

  1. Jaminan transaksi atau jaminan dari penjual dan pembeli berupa cash atau surat berharga yang diserahkan ke Lembaga Kliring sebelum bertransaksi.
  2. Bid & offer: permintaan pembeli terdiri dari harga dan jumlah lot. Setiap 1 lot berisikan 25 ton CPO dengan tick size Rp 5 per kilogram
  3. Trade allocation atau konfirmasi transaksi sebagai bukti adanya transaksi yang sepadan, yang diterbitkan pada saat penutupan pasar atau T+0.
  4. Pembayaran yang dilakukan paling lambat T+2
  5. Penyerahan CPO yang dilakukan T+15 dengan mutu CPO yang harus diserahkan oleh penjual, yakni FFA maksimal 5% dan M&I maksimal 0,5%
  6. Baru kemudian berita acara serah terima (BAST) dan pembayaran oleh lembaga kliring.

Hingga 10 Juni 2024, Nursalam menyebut total volume transaksi CPOTR mencapai 13.359 lot. Dari jumlah tersebut, sebanyak 8.595 lot merupakan transaksi yang terjadi sepanjang perdagangan 1 Juni hingga 10 Juni 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×