Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atawa crude palm oil (CPO) dalam tren mendaki. Penggunaan biodiesel di Malaysia menjadi pendorongnya.
Berdasarkan data Trading Economics, harga CPO berada MYR 3.962 per ton pada perdagangan Jumat (21/6) pukul 17.45 WIB. Dalam sepekan harganya naik 0,41% dan sebulan terakhir menguat 2,56%.
Research and Development ICDX Yoga Tirta mengatakan, katalis positif yang mendorong harga CPO datang dari isyarat pemerintah Malaysia untuk melakukan pemangkasan subsidi solar. "Mengindikasikan potensi peningkatan permintaan biodiesel di Negeri Jiran, sehingga mengurangi pasokan CPO Malaysia ke pasar global," ujar dia kepada Kontan.co.id, Jumat (21/6).
Selain itu, kenaikan di pasar minyak kedelai turut mendorong naik harga CPO. Hal itu dipicu oleh rencana pemerintah Brasil terkait pembatasan kredit pajak eksportir komoditas di negara produsen kedelai pertama dunia tersebut.
Baca Juga: Emiten Sawit Belum Terpapar Sentimen Positif Bursa CPO
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menilai penguatan harga CPO saat ini belum begitu solid. Di tengah sentimen pendukung itu, ia menyebutkan inventaris dan produksi masih tinggi sehingga akan terus menekan harga.
"Walau kemarau mendatang diperkirakan akan menurunkan pasokan, untuk saat ini CPO masih akan range bound di level RM 3.900- RM 4.100," sebut dia.
Namun, di akhir tahun harga CPO diperkirakan kembali bullish. Hal itu seiring dengan pemangkasan suku bunga oleh bank-bank sentral dunia dan the Fed yang akan mendukung harga. Harga CPO pun diekspektasikan mampu melewati level resistance di MYR 4.000 dan akan berada di rentang RM 4.200-RM 4.400 per ton.
Baca Juga: BPS Mencatat Ekspor CPO dan Batubara Tertekan pada Mei 2024
Yoga melanjutkan, yang akan menjadi fokus di pasar CPO seperti, efek dari cuaca La Nina di negara produsen utama CPO, rencana program biodiesel B50 di Indonesia, dan perkembangan program pemangkasan subsidi solar Malaysia. Selain itu, rencana pengurangan CPO dalam produk sabun dari Unilever India dan situasi di pasar minyak nabati.
Dengan berbagai faktor itu, Yoga memperkirakan harga CPO akan menemui level resistensi di kisaran harga RM 4.150–RM 4.250 per ton. "Apabila menemui katalis negatif, maka harga berpotensi turun menuju level support di kisaran harga RM 3.750–RM 3.650 per ton," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News