kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

IBFN diversifikasi usaha ke alat kesehatan


Rabu, 03 Juni 2015 / 15:18 WIB
IBFN diversifikasi usaha ke alat kesehatan
ILUSTRASI. Simak beberapa ide kegiatan Natal yang bisa dilakukan saat jauh dari rumah dan harus merayakan Natal seorang diri.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) tengah membidik diversifikasi usaha di anjak piutang dan pembiayaan alat kesehatan. Hal ini ditempuh lantaran perusahaan melihat kesempatan bagus di bisnis tersebut.

Direktur Utama PT Intan Baruprana Finance Tbk, Jap Hartono mengatakan, kinerja pembiayaan sepanjang semester I-2015 tetap tumbuh meskipun tidak sesuai ekspektasi. Menurutnya semua perusahaan di Indonesia terkena imbas perlambatan ekonomi. IBFN yang semula memiliki porsi lebih besar pada pembiayaan alat berat, kini mulai melirik kesempatan menarik lain. Pilihan itu jatuh pada anjak piutang dan pembiayaan alat kesehatan.

"Kami berenaana masuk ke produk baru yaitu factoring (anjak piutang) dan pembiayaan alat kesehatan. Hal ini sejalan dengan program BPJS dari pemerintah," jelas Jap Hartono saat memberikan keterangan pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (3/6).

Untuk diketahui, per Desember 2014, IBFN telah mengurangi porsi pembiayaan alat berat dari semula 60% menjadi 50%. Sepanjang kuartal I-2015, porsi pembiayaan alat berat IBFN di sektor non tambang seperti infrastruktur mencapai 85%. Sementara kurang dari 15% merupakan pembiayaan alat berat pertambangan.

Jap bilang, pihaknya tetap memberikan pembiayaan terhadap alat berat, baik di bidang pertambangan atau non pertambangan seperti pembangunan infastruktur. Meskipun kondisi pertambangan sedang lesu, namun pihaknya optimistis pertambangan pada akhir tahun akan bangkit. Pasalnya, saat ini smelter nikel sedang dibangun. Nanti setelah smelter nikel rampung maka kegiatan produksi nikel akan berjalan lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×