kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

IBFN diversifikasi usaha ke alat kesehatan


Rabu, 03 Juni 2015 / 15:18 WIB
IBFN diversifikasi usaha ke alat kesehatan
ILUSTRASI. Simak beberapa ide kegiatan Natal yang bisa dilakukan saat jauh dari rumah dan harus merayakan Natal seorang diri.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) tengah membidik diversifikasi usaha di anjak piutang dan pembiayaan alat kesehatan. Hal ini ditempuh lantaran perusahaan melihat kesempatan bagus di bisnis tersebut.

Direktur Utama PT Intan Baruprana Finance Tbk, Jap Hartono mengatakan, kinerja pembiayaan sepanjang semester I-2015 tetap tumbuh meskipun tidak sesuai ekspektasi. Menurutnya semua perusahaan di Indonesia terkena imbas perlambatan ekonomi. IBFN yang semula memiliki porsi lebih besar pada pembiayaan alat berat, kini mulai melirik kesempatan menarik lain. Pilihan itu jatuh pada anjak piutang dan pembiayaan alat kesehatan.

"Kami berenaana masuk ke produk baru yaitu factoring (anjak piutang) dan pembiayaan alat kesehatan. Hal ini sejalan dengan program BPJS dari pemerintah," jelas Jap Hartono saat memberikan keterangan pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (3/6).

Untuk diketahui, per Desember 2014, IBFN telah mengurangi porsi pembiayaan alat berat dari semula 60% menjadi 50%. Sepanjang kuartal I-2015, porsi pembiayaan alat berat IBFN di sektor non tambang seperti infrastruktur mencapai 85%. Sementara kurang dari 15% merupakan pembiayaan alat berat pertambangan.

Jap bilang, pihaknya tetap memberikan pembiayaan terhadap alat berat, baik di bidang pertambangan atau non pertambangan seperti pembangunan infastruktur. Meskipun kondisi pertambangan sedang lesu, namun pihaknya optimistis pertambangan pada akhir tahun akan bangkit. Pasalnya, saat ini smelter nikel sedang dibangun. Nanti setelah smelter nikel rampung maka kegiatan produksi nikel akan berjalan lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×