kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.180   38,89   0,54%
  • KOMPAS100 1.103   7,53   0,69%
  • LQ45 872   6,12   0,71%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 445   2,31   0,52%
  • IDXHIDIV20 536   1,54   0,29%
  • IDX80 127   0,74   0,59%
  • IDXV30 134   0,46   0,35%
  • IDXQ30 148   0,48   0,33%

Holcim Indonesia (SMCB) siap menyuplai semen untuk proyek infrastruktur


Jumat, 24 Agustus 2018 / 08:25 WIB
Holcim Indonesia (SMCB) siap menyuplai semen untuk proyek infrastruktur


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketatnya persaingan industri semen nasional, PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) berupaya menggenjot penjualan pada semester kedua tahun ini. Anak usaha Grup LafargeHolcim ini ingin mempertahankan pangsa pasar dan harga jual produk yang menguntungkan.

Manajemen Holcim optimistis dapat terus bertumbuh seiring dengan perkembangan industri semen nasional. "Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memproyeksikan pertumbuhan pada tahun ini sekitar 6%. Kami juga berupaya kinerja tahun ini sejalan dengan pertumbuhan industri," ungkap Sekretaris Perusahaan dan Direktur Independen Holcim Indonesia, Farida Helianti Sastrosatomo, usai rapat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Holcim Indonesia, kemarin (23/8).

SMCB akan memaksimalkan pemasaran produknya. Bahkan, produsen semen ini siap menyuplai kebutuhan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. "Kami mengharapkan proyek-proyek pemerintah dapat mempengaruhi industri semen," sebut Farida.

Selain mengandalkan produk semen, dia juga mengklaim pertumbuhan bisnis produk nonsemen SMCB cukup baik. Meski demikian, porsi penjualan Holcim Indonesia masih didominasi oleh produk semen, yakni 80% dari total pendapatan perusahaan.

Farida enggan membeberkan pencapaian kinerja keuangan di semester I-2018. Alasannya, laporan keuangan baru akan diumumkan pada akhir bulan ini.

Mengacu laporan keuangan kuartal I-2018, SMCB mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 2,2 triliun, tumbuh tipis 2,33% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meski penjualannya naik, SMCB masih menderita kerugian Rp 332,32 miliar di kuartal I-2018. Pemicunya adalah penurunan harga jual dan tingginya biaya energi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tingginya curah hujan dan banyaknya hari libur juga turut mempengaruhi kinerja keuangan SMCB.

Enggan tanggapi kabar divestasi

SMCB menanggapi dingin kabar tentang rencana LafargeHolcim Ltd mendivestasikan kepemilikan sahamnya pada unit bisnisnya di Indonesia ini. Pasalnya, sampai saat ini belum ada laporan resmi kepada manajemen SMCB dari sang induknya.

Farida mengatakan perusahaan tak memberikan respons atas rumor yang berkembang. Saat ini Grup LafargeHolcim menguasai 80,6% saham SMCB.

Farida justru mempertanyakan dari mana asal rumor tersebut. "Saya tidak tahu rencana divestasi tersebut. Di sini kami tidak menjawab rumor, kami juga tidak pernah dikonfirmasi soal hal tersebut," ungkap dia.

Mengacu Bloomberg, LaferageHolcim bekerjasama dengan Citigroup Inc untuk mencari pembeli potensial pada unit bisnisnya di Indonesia.

Rencana divestasi ini merupakan program Chief Executive Officer (CEO) LafargeHolcim yang baru, yakni Jan Jenisch. Pria yang terpilih pada Maret lalu ini mengumumkan rencana setidaknya melepas sejumlah aset dengan total nilai US$ 2 miliar pada tahun depan. Divestasi itu merupakan salah satu strategi daur ulang bisnis lima tahunan demi menambah penjualan dan cashflow.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×