kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Saham sektor semen masih layak dilirik


Selasa, 21 Agustus 2018 / 08:40 WIB
Saham sektor semen masih layak dilirik


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek sektor semen tampaknya mulai membaik. Berdasarkan informasi yang diperoleh KONTAN, penjualan semen di tujuh bulan pertama tahun ini naik 5,4% jadi 36,5 juta ton.

Kontribusi terbesar dicatatkan Pulau Jawa yang menyumbang sekitar 57% dengan torehan penjualan 20,4 juta ton. Namun, penjualan di Jakarta dan Jawa Timur turun.

Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Agung Wiharto menyatakan, perusahaan semen pelat merah ini optimistis kinerja di semester II-2018 bakal lebih positif. Secara historis, permintaan semen cenderung naik di semester dua. SMGR memperkirakan permintaan semen di akhir tahun bakal naik sekitar 5%.

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, berpendapat meningkatnya penjualan semen terjadi seiring pembangunan infrastruktur oleh pemerintah maupun pembangunan rumah tapak dari pengembang. "Penjualan di Jakarta dan Jawa timur berkurang karena pembangunan infrastruktur di dua wilayah ini hanya proyek penyelesaian," ujar dia, kemarin.

Meski begitu, Bertoni memprediksi kinerja emiten sektor semen masih bakal stagnan. Tapi, ia mengatakan saham semen tetap layak dilirik.

Bertoni memberi rekomendasi hold untuk sektor semen dalam jangka panjang. Untuk emitennya, Bertoni mengatakan saham atau SMGR masih layak dilirik investor. Ia menghitung, price earning ratio (PER) SMGR saat ini mencapai 25 kali, lebih bagus ketimbang emiten semen lain.

PER PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) misalnya, sudah 82 kali. Sedang PER PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) malah minus 5,66 kali. Selain itu net margin SMGR stabil di level 6%. Sementara INTP turun dari 14% menjadi 6% dan net margin SMCB turun 15%.

Bertoni menilai, SMGR lebih stabil dibanding emiten semen lainnya. "Saham SMGR ada kemungkinan rally sampai Rp 10.000 per saham," terang dia. Di kuartal satu lalu, laba bersih SMGR masih turun, dari sebelumnya Rp 1,09 triliun pada semester I-2017 menjadi Rp 971 miliar pada semester I-2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×