kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek infrastruktur mendorong penjualan Indocement


Kamis, 23 Agustus 2018 / 09:45 WIB
Proyek infrastruktur mendorong penjualan Indocement


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek infrastruktur turut berdampak positif bagi kinerja industri semen. Salah satu produsen semen yang mendapatkan berkah itu adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Per akhir Juli 2018, volume penjualan Indocement naik 7% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Manajemen INTP optimistis volume penjualan hingga akhir tahun ini mencapai 17,06 juta ton, meningkat 6% dibandingkan penjualan tahun lalu sebesar 16,1 juta ton.

Pada semester I-2018 lalu, pendapatan INTP menurun tipis 0,91% year-on-year (yoy) jadi Rp 6,48 triliun. Sementara beban pokoknya naik hingga 11% yoy menjadi Rp 4,78 triliun. Alhasil, laba bersih Indocement pun anjlok 60% yoy menjadi Rp 355,11 miliar.

Semen masih menjadi tulang punggung penjualan emiten berkode saham INTP di Bursa Efek Indonesia ini. Dari total pendapatannya di semester I-2018, sebesar Rp 5,62 triliun atau 86% diperoleh dari penjualan semen. Pencapaian ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 5,69 triliun.

Pertumbuhan yang cukup bagus berasal dari produk beton siap pakai, yang senilai Rp 801 miliar atau meningkat 7% yoy. Sedangkan penjualan produk agregat melonjak 57% yoy menjadi Rp 11 miliar.

Ke depan, manajemen Indocement optimistis bisa meraih pertumbuhan penjualan semen sebesar 6% atau 17,06 juta ton hingga akhir tahun nanti.

Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Antonius Marcos mengemukakan, prospek penjualan hingga akhir tahun ini bakal positif. "Sampai bulan Juli 2018, total volume penjualan kami sudah mencapai 9,7 juta ton," ungkap dia kepada KONTAN, Selasa (21/8).

Berdasarkan catatan Asosiasi Semen Indonesia (ASI), pertumbuhan total volume penjualan semen nasional hingga akhir Juli lalu mencapai 39,4 juta ton. Jumlah ini meningkat 9,44% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 36 juta ton.

Antonius mengatakan, pertumbuhan penjualan masih disokong oleh maraknya proyek konstruksi dan infrastruktur. "Saat ini infrastruktur masih tetap menjadi pendorong utama penyerapan semen," kata dia.

Manajemen INTP mengharapkan, efek domino dari pembangunan infrastruktur tersebut bakal terus mendorong sektor lain, salah satunya mendongkrak permintaan semen.

Properti masih lesu

Menurut Antonius, sejauh ini sektor properti belum berkontribusi signifikan bagi industri semen. Karena itu, pelaku industri semen mendukung pelonggaran kebijakan kredit properti.

Setidaknya kini ada dua kebijakan untuk mendorong bisnis properti. Pertama, Bank Indonesia merelaksasi kebijakan loan to value (LTV) kredit pemilikan rumah (KPR). Kini, rasio LTV untuk semua tipe rumah pertama dibebaskan kepada manajemen risiko setiap bank. Artinya, konsumen bisa saja tidak menyetorkan uang muka untuk membeli rumah pertama.

Kedua, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menurunkan rasio aset tertimbang menurut risiko (ATMR) kredit properti. Kebijakan ini diharapkan bisa mendorong bank lebih agresif mengucurkan KPR KPR.

Industri semen nasional juga diwarnai isu konsolidasi. LafargeHolcim Ltd berencana mendivestasi portofolio bisnisnya di Indonesia. LafargeHolcim merupakan perusahaan asal Swiss yang memegang kendali penuh atas PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB).

Sejumlah produsen semen, termasuk INTP, dikabarkan tertarik dengan portofolio LafargeHolcim.

Ketika dikonfimasi, Antonius mengatakan, saat ini masih terlalu dini membahas divestasi tersebut. "Jadi, kami tak memberikan komentar dan masih perlu mempelajari proses disposalnya terlebih dulu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×