Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) di kuartal III-2017 hanya naik tipis. Penjualan bersih HMSP hanya naik 2,87% jadi Rp 72,29 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp 70,27 triliun.
Penjualan HMSP masih ditopang oleh penjualan lokal. Penjualan dari ekspor hanya mencapai Rp 430,5 miliar. Penjualan lokal dari sigaret kretek mesin memberi pendapatan terbesar, yakni sekitar Rp 47,98 triliun (lihat tabel).
Liabilitas perusahaan juga melonjak 87,07% yoy menjadi Rp 15,58 triliun. Hal ini karena ada utang cukai yang baru dibukukan pada periode ini, mencapai Rp 8 triliun. Sementara ekuitas HSMP tercatat Rp 30,95 triliun, dengan total aset Rp 46,54 triliun.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menilai, kinerja HMSP masih sesuai estimasi. "Masih adanya kenaikan laba dan pendapatan ini menunjukkan daya beli masyarakat terhadap produk rokok masih ada, " ujar dia, kemarin.
Di sisi lain, meski nilai utang HMSP turut membengkak, Reza menilai HMSP masih punya likuiditas kas besar untuk memenuhi kewajibannya. Total kas HMSP masih sebesar Rp 17,4 triliun.
Sentimen cukai rokok
Reza menilai, kinerja HMSP masih berpeluang meningkat meski tipis. Hingga tutup tahun nanti, Reza menghitung HMSP bisa mencetak pendapatan mendekati Rp 97 triliun, naik sekitar 1,6% yoy.
Pasalnya, masih ada beberapa tantangan yang menanti di industri ini. Salah satunya adalah potensi kenaikan cukai rokok yang bakal berimbas pada harga jual rokok. "Masyarakat akan cenderung beralih ke rokok yang lebih murah, " tambah Reza.
Sentimen ini akan berimbas pada harga saham HMSP yang dinilai Reza masih fluktuatif. Meski HMSP masih mampu mempertahankan kinerja fundamentalnya, pelaku pasar akan tetap merespons sentimen cukai rokok ini.
Belum lagi, masih ada regulasi-regulasi lainnya terkait rokok. Misalnya, regulasi tidak merokok di tempat umum. Ini jadi sentimen negatif bagi saham HMSP. "Tapi, selama HMSP bisa mempertahankan kinerjanya, arah saham HMSP masih akan cukup positif," tutur Reza.
Dalam riset 23 Oktober lalu, Analis BCA Sekuritas Jennifer F. Yapply mengatakan, volume penjualan HMSP di kuartal III-2017 mencapai 26,2 miliar batang rokok, naik sekitar 4,5% yoy. Ini seiring kenaikan total volume penjualan industri rokok, sekitar 4,6% menjadi 79,2 miliar batang.
Jennifer menyebut, di kuartal dua, emiten ini menguasai pangsa pasar rokok Indonesia sebesar 32,8%. Sedangkan pada kuartal ketiga, pangsa pasar HMSP naik jadi 33,10%.
Reza merekomendasikan beli HMSP dengan target harga Rp 4.250 per saham. Kemarin, harga saham HMSP ditutup naik 2,55% jadi sebesar Rp 4.020 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News