kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga akhir batas penjualan, ORI016 tak mencapai target pemerintah


Kamis, 24 Oktober 2019 / 17:02 WIB
Hingga akhir batas penjualan, ORI016 tak mencapai target pemerintah
ILUSTRASI. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu RI Luky Alfirman (tengah) secara simbolis meluncurkan meluncurkan penjualan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI 016 di Jakarta, Rabu (2/10). Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan d


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Dedi menambahkan bahwa perubahan ke sistem online turut mengubah segmen pasar. Dia melihat pembeli di Trimegah dengan nilai lebih besar di atas Rp 3 miliar sedikit berkurang. Sistem online ini juga mengubah dominasi dengan pembeli yang berada di rentang usia 35-40 sedikit lebih banyak dibandingkan dengan usia di atas tersebut.

Hal yang sama juga terjadi pada penjualan di BRI. Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan, ada kenaikan dari penjualan SBR008. Dia menilai produk ORI016 ini lebih banyak yang tertarik sehingga bisa menembus target sebesar Rp 100 miliar. “Sampai tanggal 24 Oktober sudah terjual sebesar Rp 289 miliar yang berarti lebih besar dari hasil penjualan BRI pada SBR008 di angka Rp 124 miliar,” ujar Handayani.

Ia juga bilang bahwa pembeli dari ORI016 ini masih didominasi dengan nasabah yang memang sudah pernah membeli produk SBN ritel. Kisaran umur dari nasabah tersebut adalah 40-50 tahun. Ia berpendapat tujuan pembeli ini ialah investasi jangka panjang dan menengah dengan harapan imbal hasil yang tetap.

Baca Juga: Kemenkeu gandeng Modalku sebagai mitra penjualan ORI016

Tak hanya itu, Handayani juga mengaku bahwa ORI016 ini lebih diminati dibandingkan OBRI berdasarkan data pencapaiannya. Dia menilai, nasabah ritel lebih memilih instrumen investasi yang dikenal dan aman. “Nasabah ritel masih jauh lebih mengenal dan memilih untuk menempatkan investasi mereka pada instrumen yang lebih aman dan milik pemerintah,” jelas Handayani.

Berbeda pendapat, Co-Founder Tanamduit Muhammad Hanif mengaku hasil penjualan ORI016 kurang bagus dengan tidak mencapai target yang mereka miliki. Dia juga mengatakan bahwa penjualan ORI016 ini menurun dibandingkan dengan penjualan SBN ritel sebelumnya yaitu SBR008.

Hanif berpendapat bahwa bunga yang ditawarkan dari produk ORI016 ini makin turun sehingga investor masih wait and see. Menurut dia, ini karena kurangnya pengetahuan masyarakat bahwa bunga yang turun karena seiring dengan tingkat bunga yang turun.

Baca Juga: Gadai Saham dan Obligasi di Pegadaian Belum Dapat Izin OJK

Selain itu, Hanif juga melihat ada pengaruh dari jenis baru ORI016 yang bisa diperdagangkan kembali yang juga belum dikenali oleh masyarakat. “Walaupun kami sudah sering edukasi tapi kayaknya pasar masih wait and see,” ujar Hanif.

Walaupun belum mencapai target, Hanif bilang bahwa sebenarnya jumlah pembeli ORI016 ini hampir sama banyaknya dengan SBR008. Ia mencatat ada sekitar 600 pembeli untuk produk ORI016. Hanya saja, nilai yang dibeli juga masih sedikit. “Pembelian tiap orangnya kecil-kecil enggak seperti yang sebelumnya,” pungkas Hanif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×