kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.344   -4,00   -0,02%
  • IDX 7.252   70,04   0,98%
  • KOMPAS100 1.072   13,49   1,28%
  • LQ45 845   10,84   1,30%
  • ISSI 216   2,54   1,19%
  • IDX30 435   5,06   1,18%
  • IDXHIDIV20 520   7,32   1,43%
  • IDX80 122   1,58   1,31%
  • IDXV30 124   0,75   0,61%
  • IDXQ30 143   2,12   1,51%

Hindari Efek Kenaikan Bunga, MI Perbanyak Obligasi Melalui Pasar Perdana


Jumat, 23 September 2022 / 07:15 WIB
Hindari Efek Kenaikan Bunga, MI Perbanyak Obligasi Melalui Pasar Perdana


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis points (bps) dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) menaikkan suku bunga sebesar 50 bps diperkirakan akan menekan pasar obligasi dalam negeri.

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division, PT Henan Putihrai (HP) Asset Management Reza Fahmi Riawan mengatakan, HPAM akan menambah porsi obligasi melalui pasar primer atau pada penawaran umum obligasi ketika suku bunga naik seperti saat ini. 

"Kami punya obligasi yang jatuh tempo di bulan Agustus dan September ini sebesar 10% dari dana kelolaan. Obligasi yang akan/sudah jatuh tempo, akan digantikan dengan yield obligasi yang lebih tinggi, sehingga secara keseluruhan yield portofolio juga akan naik," ujar Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (22/9). 

Baca Juga: Tren Kenaikan Suku Bunga, Intip Strategi Investasi Ini

Strategi serupa juga diterapkan pada porsi deposito. Deposito yang jatuh tempo akan diganti pada bank dengan suku bunga yang baru, rata-rata 4,25%-4,75%. 

Penempatan deposito, dikhususkan untuk menjaga likuiditas portofolio sebesar 30%-40%. Bila dibutuhkan pencairan, HPAM akan mencairkan instrumen yang paling likuid terlebih dahulu. 

"Sehingga secara keseluruhan, yield portofolio kami akan lebih menarik dibandingkan penempatan deposito," ujar dia. 

Baca Juga: Kenaikan BI7DRR di Atas Ekspektasi, Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Pada Jumat (23/9)

Dengan kenaikan suku bunga, harga obligasi berpotensi turun. Tapi, reksadana pendapatan tetap masih memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk bisa bersinar mengalahkan deposito.

"Agresivitas The Fed dalam menaikkan suku bunga dan tingkat inflasi yang tinggi menjadi penghambat tapi masih didukung oleh fundamental Indonesia yang masih baik," ujar dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×