kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren Kenaikan Suku Bunga, Intip Strategi Investasi Ini


Kamis, 22 September 2022 / 22:38 WIB
Tren Kenaikan Suku Bunga, Intip Strategi Investasi Ini
ILUSTRASI. Investor bisa mempertimbangkan instrumen investasi yang defensif.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajer investasi (MI) segera menganalisa racikan portofolio reksadana saat suku bunga melejit. Bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis points (bps) dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) juga menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada Kamis (22/9). 

Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra melihat BI mengambil keputusan yang tepat untuk mengimbangi kenaikan tingkat suku bunga The Fed. Sehingga nilai tukar rupiah juga tidak akan terlalu berimbas secara berkelanjutan.

Dia menambahkan, saat tren kenaikan suku bunga, meracik portofolio investasi tergantung dari jenis reksadana. Strategi di reksadana masing-masing akan sangat bervariasi. 

"Tetapi pada umumnya di tengah kondisi kenaikan tingkat suku bunga, cost of borrowing akan menjadi lebih mahal, jadi perlu dipertimbangkan untuk pemilihan instrumen yang lebih defensif," ujar Guntur kepada Kontan.co.id, Kamis (22/9). 

Baca Juga: Perpanjang Penurunan, Wall Street Jatuh Terseret Saham Teknologi

Guntur menjelaskan dengan kenaikan suku bunga, value stocks lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan growth stocks

"Harus kembali ke awal dalam pemilihan saham yaitu emiten yang memiliki fundamental lebih baik dan kualitas penghasilan yang lebih baik dan memiliki kecenderungan lebih bertahan di masa-masa seperti ini," ujar Guntur. 

Dia menambahkan, instrumen pendapatan tetap seperti obligasi dan reksadana pendapatan tetap akan lebih bertahan dan bisa menjadi pilihan. 

"Di tengah fluktuasi dan volatilitas yang tinggi, ada baiknya lebih memilih di obligasi yang memiliki durasi lebih pendek," kata dia. Selain itu, cermati juga penerbit obligasi yang memiliki kualitas kredit solid. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×