Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
1. Evotrade
Sebelum Viral Blast ramai diperbincangkan, pada Januari lalu praktik robot trading ilegal lain juga telah terungkap, yakni Evotrade. Praktik investasi bodong ini juga menggunakan skema piramida atau ponzi dalam menjerat korbannya.
Berdalih sebagai platform trading forex, Evotrade justru mengiming-imingi keuntungan bagi para anggotanya dengan sistem member get member. Praktik investasi bodong ini menawarkan sejumlah paket investasi, yang nantinya dijual kembali oleh anggotanya untuk menjaring anggota baru.
Sejumlah anggota Evotrade pun menyuarakan kerugian yang dialami, sebab dana yang disetor tidak bisa ditarik. Nilainya variatif, mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Baca Juga: Jangan Jadi Korban, Ini Investasi & Pinjol Ilegal Terbaru Februari 2022
2. Sunton Capital dan Mark AI
Pada Oktober tahun lalu, jagat media sosial juga sempat diramaikan dengan pengakuan korban dari robot trading lainnya, yakni Sunton Capital. Tidak berselang lama, media sosial dihebohkan oleh keluhan korban robot trading lainnya, Mark AI.
Kejanggalan praktik investasi ilegal: trader tak pernah loss
Sebelum praktik investasi ilegal itu ramai-ramai terbongkar, Pengamat dan Praktisi Investasi Desmond Wira kerap mewanti-wanti masyarakat terhadap robot trading. Pasalnya, Ia menemukan sejumlah kejanggalan dalam operasional robot trading.
Baca Juga: Ini Daftar Investasi Ilegal Diblokir OJK Februari 2022, Ada Kripto & Robot Trading
Kejanggalan pertama yang ditemukan adalah tingginya rasio keuntungan dibanding kerugian yang dicetak oleh robot trading. Sejumlah robot trading disebut memiliki rasio keuntungan atau disebut winning rate hingga hampir mencapai 90 persen.
“Bahkan ada robot trading yang semenjak muncul tidak pernah loss,” kata Desmond, pada September tahun lalu.
Menurut dia, hal tersebut menjadi tidak masuk akal, sebab trader berpengalaman bahkan investor kawakan dunia saja memiliki rasio kerugian yang jauh lebih besar. Selain itu, Desmond juga menyoroti praktik robot trading yang hanya bisa dioperasikan oleh broker tertentu.
Padahal, dengan sistem Expert Advisor (EA) seharusnya robot trading dapat digunakan oleh broker forex lain. "Hal ini berbahaya, karena jika terjadi scam, sudah pasti uang hilang seluruhnya," kata dia.