Reporter: Akhmad Suryahadi, Barly Haliem, Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki perdagangan saham awal pekan ketiga Desember 2019, skor akhir Liga Saham Big Cap boleh dibilang berakhir imbang. Enam saham naik, satu saham tetap, dan enam saham peserta Liga Saham Big Cap turun.
Skor imbang tersebut sejalan dengan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik tipis sebesar 0,023% menjadi 6.211,59. Nilai transaksi selama perdagangan saham awal pekan ini cenderung datar, yakni sebesar Rp 8,07 triliun. Investor asing masih mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 191,20 miliar dari bursa saham.
Saham PT Astra International Tbk (ASII) memimpin daftar pencetak kenaikan harga saham di antara peserta Liga Saham Big Cap yang lain. Saham ASII naik 125 poin atau 1,82% menjadi menjadi Rp 6.975 per saham.
Baca Juga: Tiga indeks utama Wall Street tancap gas ke rekor tertinggi
Adapun dua saham emiten rokok, Gudang Garam Tbk (GGRM) dan HM Sampoerna Tbk (HMSP) berada di tempat kedua dan ketiga saham pencetak kenaikan harga saham di Liga Saham Big Cap.
Saham GGRM naik 775 poin atau 1,49% menjadi Rp 52.800 per saham. Torehan ini mengantarkannya ke posisi runner up pencetak kenaikan harga tertinggi di jajaran saham big cap setelah saham ASII pada perdagangan saham kemarin.
Sementara saham HMSP mencetak kenaikan sebesar 30 poin atau 1,46% menjadi Rp 2.090 per saham. Saham HMSP menjadi juara ketiga dalam laga Liga Saham Big Cap hari pembuka perdagangan saham pekan ketiga Desember.
Asing juga mulai berani masuk ke dua saham emiten rokok big cap itu. Asing mencatatkan net buy di saham GGRM senilai Rp 11,4 miliar. Sementara di saham HMSP, asing mencatatkan net buy Rp 6 miliar.
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Ditopang Window Dressing
Ada pun hasil lengkap Liga Saham Big Cap pada laga Senin (16/12) bisa dilihat pada tabel berikut ini:
Pencetak Kenaikan Tertinggi Liga Saham Big Cap Senin (16/12) | ||
---|---|---|
Kode | Harga* | Perubahan** |
ASII | 6.975 | 1,82 |
GGRM | 52.800 | 1,49 |
HMSP | 2.090 | 1,46 |
BBRI | 4.330 | 1,17 |
BBNI | 7.700 | 0,65 |
TPIA | 9.925 | 0,25 |
BBCA | 31.800 | - |
BMRI | 7.350 | -0,34 |
TLKM | 3.970 | -0,5 |
UNVR | 40.900 | -0,79 |
ICBP | 11.350 | 0,87 |
BRPT | 1.405 | -1,06 |
CPIN | 6.600 | -2,94 |
*Rp per saham
**Persen (%)
Sumber: RTI dan Riset KONTAN
Asing juga tampak agresif memburu saham peserta Liga Saham Big Cap. Utamanya saham BBRI yang diborong asing. Berikut ini adalah tabel daftar saham peserta Liga Saham Big Cap berdasarkan pembelian asing:
Daftar Saham Big Cap Paling Banyak Diborong/Dijual Asing, Senin (16/12)* | ||
---|---|---|
Kode | Total Nilai Transaksi | Net Buy/Net Sell Asing** |
BBRI | 774,71 | 554,21 |
BMRI | 354,04 | 54,96 |
GGRM | 87,21 | 11,4 |
HMSP | 60,5 | 6 |
ASII | 302,76 | 2,84 |
TPIA | 50,48 | -1,74 |
CPIN | 40,77 | -11,58 |
BRPT | 105,49 | -14,6 |
ICBP | 56,3 | -16,86 |
UNVR | 102,55 | -55,46 |
TLKM | 344,4 | -80,86 |
BBNI | 230,37 | -85,28 |
BBCA | 500,74 | -174,31 |
*Rp miliar
**Minus (-)=net sell
Sumber: RTI dan Riset KONTAN
Proyeksi bursa saham hari ini
Nah hasil positif perdagangan saham pada Senin (16/12) diperkirakan berlanjut pada perdagangan saham Selas (17/12). Sejumlah analis melihat, sentimen positif masih berembus ke bursa saham hari ini.
Dari luar negeri, kesepakatan perdagangan fase pertama antara Amerika Serikat dengan China menjadi sentimen positif bagi bursa saham global, termasuk bagi Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani memperkirakan, IHSG akan melanjutkan penguatan dengan sentimen utama window dressing.
Baca Juga: IHSG naik 0,23%, tiga saham bank ini paling diburu asing
Sentimen inilah yang menjaga bursa kemarin tetap hijau kendati ada faktor negatif berupa defisit neraca dagang November sebesar US$ 1,3 miliar. Selain itu, pasar memperkirakan, suku bunga Bank Indonesia (BI) akan tetap ditahan di level 5%.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi, IHSG akan lanjut menguat. Kesepakatan dagang fase pertama antara AS dengan China sedikit banyak dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan IHSG.
Sementara dari sisi teknikal, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menilai IHSG masih berusaha untuk keluar dari fase konsolidasi wajarnya.
Karena itu, William memperkirakan, IHSG akan lanjut menguat dengan rentang pergerakan 6.089 – 6.261. Proyeksi Herditya, support dan resistance IHSG akan berada di 6.130 – 6.260.
Kecenderungan penguatan kurs rupiah belakangan ini juga mendorong laju harga saham. Memang, kemarin rupiah ditutup melemah0,14% menjadi 14.005 per dollar AS.
Namun, rupiah sempat menembus level 13.985 per dollar AS. Bahkan akhir pekan lalu, rupiah sempat menyentuh 13.968 per dollar AS sekaligus level terkuat tiga bulan terakhir.
Baca Juga: Meski ada kesepakatan fase satu, defisit yang dialami AS masih besar ketimbang China
Penguatan rupiah menjadi sentimen positif bagi pasar saham. Penguatan rupiah memberi efek psikologis yang positif bagi pelaku pasar.
Apresiasi kurs rupiah dinilai sebagai pertanda perbaikan fundamental ekonomi Indonesia. Penilaian tersebut pada akhirnya memperkuat keyakinan investor untuk masuk ke pasar saham dan mengakumulasi saham. Situasi inilah yang pada akhirnya menggairahkan pasar saham.
Level terendah harga saham UNVR
Namun di antara peserta Liga Saham Big Cap yang lain, kami memberikan catatan tersendiri untuk saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Sebab saham UNVR tampak loyo. Bahkan saham UNVR tergelincir ke posisi terendah sejak awal tahun ini.
Pada penutupan bursa saham kemarin (16/12), saham UNVR turun 325 poin atau 0,79%. Harga saham UNVR pun tergolek di posisi Rp 40.900 per saham.
Dalam sepekan hingga kemarin, harga saham UNVR turun 3,25%. Adapun jika dihitung sejak awal tahun, harga saham UNVR minus 9,91%.
Investor asing masih terus melepas posisinya di saham UNVR. Asing mencatatkan pembelian bersih saham UNVR dalam rentang waktu seminggu, sebulan, tiga bulan dan enam bulan terakhir hingga kemarin.
Baca Juga: IHSG menguat 0,23%, asing mencatat net buy dan net sell terbesar di saham bank
Pada perdagangan saham kemarin, asing mencatatkan jual bersih (net sell) saham UNVR senilai Rp 55,46 miliar. Adapun dalam enam bulan terakhir, net asing mencapai Rp 342,30 miliar.
Sesungguhnya tidak ada sentimen berarti yang menerpa saham UNVR. Sentimen terdekat yang menuju saham UNVR adalah rencana stock split atau pemecahan nilai nominal saham.
Beberapa waktu yang lalu, manajemen UNVR mengumumkan pemecahan nilai saham UNVR dengan rasio 1:5. Artinya, setiap satu saham UNVR yang lama akan dipecah menjadi lima saham UNVR dengan nominal baru.
Dalam ulasannya beberapa waktu lalu, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, stock split saham UNVR merupakan kabar positif terutama bagi kalangan investor saham kelas ritel.
Aksi stock split saham UNVR akan membuka kesempatan bagi investor ritel untuk bisa berinvestasi. Pemecahan nilai saham juga akan meningkatkan likuiditas saham UNVR
Dari sisi fundamental, Nico menilai saham UNVR masih akan positif. Pendapatan UNVR juga masih tumbuh.
Akan tetapi, kata Nico, UNVR harus terus menciptakan produk-produk baru dan melakukan inovasi untuk menggenjot kinerjanya. “Kami melihat bahwa bagi sebagian besar produk UNVR mendapat tempat di hati masyarakat. Namun dunia terus berubah, inovasi selalu dinanti,” kata dia, belum lama ini.
Mengacu pada kinerja kuartal III-2019, pendapatan UNVR tumbuh 2,63% secara tahunan menjadi Rp 32,36 triliun. Periode yang sama tahun lalu, emiten saham ini mencatatkan pendapatan Rp 31,53 triliun.
Sementara laba bersih emiten saham ini hingga kuartal III-2019 sebesar Rp 5,51 triliun. Nilai tersebut turun dari periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp 7,29 triliun.
Meski begitu, Nico masih merekomendasikan beli saham UNVR. Dalam hitungannya, harga wajar saham UNVR seharga Rp 46.650 per saham.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta menilai, saham UNVR termasuk saham defensif dan perlu diperhatikan investor. Dari sisi kinerja, ia memproyeksikan pendapatan UNVR masih bisa meningkat dan memperbaiki perolehan laba bersihnya.
Baca Juga: Jelang libur akhir tahun, impor barang konsumsi banjiri pasar Indonesia
Nafan pun merekomendasikan investor untuk akumulasi beli saham UNVR dengan target jangka pendek hingga jangka menengah di level Rp 47.625 per saham. “Manfaatkan katalis positif terutama dari window dressing beserta santa claus rally,” ungkap Nafan, beberapa waktu lalu.
Skor akhir Senin (16/12)
Meski beberapa pekan terakhir saham GGRM, HMSP, ASII, BBRI dan BMRI menjadi buah bibir, hasil laga Liga Saham Big Cap kemarin tetap belum mampu menggoyahkan posisi saham BBCA. Saham BBCA masih kokoh menduduki puncak jawara Liga Saham Big Cap.
Nilai kapitalisasi pasar saham BBCA masih terpaut lebih dari Rp 200 triliun dibanding market cap BBRI yang berada di posisi runner up Liga Saham Biga Cap.
Adapun skor berdasarkan hasil laga Liga Saham Big Cap Senin (16/12) bisa Anda simak di table berikut ini lengkap dengan rasio price to earning (PER) dan rasio price to book value (PBV):
Peringkat Market Cap Peserta Liga Saham Big Cap, Senin (16/12) | |||
---|---|---|---|
Kode | Market Cap* | PBV (X) | PER (X) |
BBCA | 784,03 | 28,12 | 4,67 |
BBRI | 534,09 | 16,16 | 2,71 |
TLKM | 393,28 | 17,88 | 3,95 |
BMRI | 343 | 12,69 | 1,74 |
UNVR | 312,07 | 42,47 | 45,29 |
ASII | 282,37 | 13,34 | 1,98 |
HMSP | 243,1 | 17,86 | 7,6 |
TPIA | 177 | 190,21 | 7,04 |
BBNI | 143,59 | 9 | 1,21 |
ICBP | 132,36 | 25,56 | 5,53 |
BRPT | 125,07 | 80,78 | 0,65 |
CPIN | 108,23 | 31,58 | 5,41 |
GGRM | 101,59 | 10,52 | 2,14 |
*Rp triliun
Sumber: RTI dan Riset KONTAN
Demikian ulasan hasil laga Liga Saham Big Cap terbaru serta proyeksi perdagangan saham pada hari ini. Nantikan terus ulasan-ulasan seru seputar Liga Saham Big Cap hanya di kontan.co.id.
Salam Liga Saham, semoga Anda senantiasa cuan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News