kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tiga indeks utama Wall Street tancap gas ke rekor tertinggi


Selasa, 17 Desember 2019 / 06:05 WIB
Tiga indeks utama Wall Street tancap gas ke rekor tertinggi
ILUSTRASI. Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi penyulut kenaikan Wall Street.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street tancap gas ke rekor baru di awal pekan. Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi penyulut kenaikan bursa saham AS. Data ekonomi China yang membaik pun turut meyakinkan investor untuk berburu saham.

Pada Senin (16/12), indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite menandai rekor baru dalam tiga hari perdagangan berturut-turut. Sementara Dow Jones Industrial Average akhirnya melewati rekor tertinggi yang tercapai November lalu.

Indeks S&P 500 menguat 0,71% ke 3.191,45. Sedangkan Nasdaq melesat 0,91% ke 8.814,23.

Dow Jones menguat 0,36% ke 28.235,89. Indeks saham ini menguat di tengah penurunan harga saham Boeing Co yang mencapai 4,3%. Harga saham produsen pesawat ini jatuh setelah adanya laporan bahwa Boeing mempertimbangkan memangkas atau menghentikan produksi pesawat 737 MAX yang masih dikandangkan hingga kini. 

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Ditopang Window Dressing

Pengumuman kesepakatan dagang Jumat lalu antara AS dan China mengangkat prospek ekonomi global. Meski pertumbuhan ekonomi China diramal masih moderat, perkembangan perdagangan ini turut mengangkat prospek ekonomi selanjutnya. Kemarin, China merilis data produksi industri dan penjualan ritel yang melaju pada bulan November. 

AS menunda kenaikan tarif impor atas produk dari China yang sedianya berlaku hari Minggu (15/12). Kedua pihak berencana meneken kesepakatan fase satu ini pada bulan depan. "Ini memvalidasi skenario terbaik yang diharapkan pasar," kata Oliver Pursche, chief marketing strategist Bruderman Asset Management kepada Reuters.

Baca Juga: Meski ada kesepakatan fase satu, defisit yang dialami AS masih besar ketimbang China

Bank sentral AS Federal Reserve menahan suku bunga pada bulan ini dan meluncurkan sinyal bahwa suku bunga akan bertahan sepanjang tahun depan. Tapi, penurunan suku bunga acuan AS yang sudah tiga kali tahun ini tampaknya cukup menyokong ekonomi AS.

"The Fed menaikkan ukuran aset dan ini secara umum dianggap akan baik untuk pasar saham," kata Paul Nolte, portfolio manager Kingsview Investment  Management kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa hal in sudah cukup untuk menopang pasar keuangan.

Baca Juga: Jelang libur akhir tahun, impor barang konsumsi banjiri pasar Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×