kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Hasil lelang sukuk capai lebih dari Rp 35 triliun


Selasa, 29 Oktober 2019 / 18:53 WIB
Hasil lelang sukuk capai lebih dari Rp 35 triliun
ILUSTRASI. Aktivitas karyawan yang memantau perdagangan obligasi atau surat utang di dealing room Bank BRI di Jakarta


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara makin ramai.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Selasa (29/10), total penawaran yang masuk mencapai Rp 35,92 triliun. Sebagai perbandingan total penawaran yang masuk dalam lelang sukuk dua pekan lalu sebesar Rp 29,91 triliun.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan ada tiga faktor yang membuat pelaksanaan lelang semakin ramai. Pertama, faktor eksternal yang selama ini menjadi penghambat, yaitu persoalan perang dagang kini mereda.

Baca Juga: Didorong sentimen domestik dan global, investor asing masih melirik SBN

Kedua, Ramdhan menilai kondisi pasar obligasi relatif stabil setelah  pelaku pasar merespon positif kabinet Indonesia Maju. "Tim ekonomi di kabinet II Jokowi mendapat respon positif dari pasar," kata Ramdhan, Selasa (29/10).

Ketiga, penurunan suku bunga memberi kepercayaan tambahan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dijaga di tahun ini. "Dengan begitu, asing melihat pasar obligasi menarik dengan yield yang cenderung lebih tinggi dibanding negara lain," kata Ramdhan.

Terakhir, pelaksanaan lelang yang semakin menipis jelang akhir tahun, juga membuat permintaan investor di pasar primer meningkat. Dalam lelang kali ini, pemerintah menyerap tidak jauh dari target indikatif, sebesar Rp 7,43 triliun.

Baca Juga: Pemerintah akan kembali lelang SUN, analis menilai ada prospek baik

Sementara, seri tenor pendek masih banyak diburu dibandingkan seri tenor panjang. Seri SPNS02042020 yang jatuh tempo pada 2 April 2020 memiliki penawaran masuk terbesar dengan jumlah Rp 13,71 triliun. Mengikuti seri PBS002 dengan tenor tiga tahun menerima penawaran masuk sebesar Rp 10,69 triliun.

Seri PBS026 dengan tenor lima tahun jadi seri yang paling banyak pemerintah serap dengan jumlah Rp 3 triliun. Seri tersebut menerima penawaran masuk sebesar Rp 7,13 triliun.

Sedangkan seri PBS022 dengan tenor 15 tahun dan seri  PBS015 dengan tenor 28 tahun mendapati penawaran masuk paling kecil sebesar Rp 3,21 triliun dan Rp 1,17 triliun.

Baca Juga: Peringatan analis: Tren suku bunga nol atau negatif sesat dan racun bagi ekonomi

Ramdhan mengatakan seri tenor pendek masih lebih banyak diburu karena secara umum risiko masih ada selama persoalan perang dagang belum benar-benar selesai.

"Sekarang kondisi belum aman banget tetapi memang dalam dua minggu pasar cenderung stabil bisa menguat lebih jauh, makanya seri tenor pendek yang volatilitas harganya rendah jadi lebih banyak diburu," kata Ramdhan.  

Untuk prospek lelang selanjutnya, Ramdhan memproyeksikan minat investor akan sangat bergantung pada perubahan sentimen eksternal. Ramdhan berasumsi jika persoalan perang dagang terus kondusif seperti saat ini, maka pasar obligasi bisa makin moncer.

Baca Juga: Pefindo: Saat ini waktu tepat terbitkan obligasi korporasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×