kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hasil kinerja Bank Negara Indonesia (BBNI) di bawah estimasi, ini rekomendasi analis


Jumat, 05 Februari 2021 / 07:00 WIB
Hasil kinerja Bank Negara Indonesia (BBNI) di bawah estimasi, ini rekomendasi analis
ILUSTRASI.


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah merilis laporan keuangan sepanjang 2020. Namun, hasil kinerja BBNI di bawah estimasi Aldiracita Sekuritas Indonesia dan konsensus para analis. 

Meskipun kinerja kuartal IV-2020 menunjukkan peningkatan, namun BBNI harus mengantisipasi risiko NPL dari portofolio saat ini. "Kami mempertahankan rekomendasi saham BBNI saat ini sambil meninjau estimasi," jelas Agus Pramono Analis Aldiracita Sekuritas Indonesia dalam riset 31 Januari 2021.

Pada kuartal IV tahun 2020, BBNI melanjutkan bersih-bersih aset. Namun, BBNI membukukan rugi bersih Rp 1 triliun di kuartal IV tahun 2020 karena terjadi kenaikan cadangan dana loans loss provisions (LLP) sebesar 20,9% qoq menjadi Rp 8,6 triliun. 

Baca Juga: Laba BNI tahun 2020 terkontraksi 78,7%, berikut pemicunya

Namun, pendapatan bunga bersih BBNI tumbuh sebesar 18,7% qoq didorong penurunan tajam beban bunga karena Cost of Fund pihak ketiga turun 72 bps menjadi 2,01%. Akibatnya, net interest margin (NIM) BBNI meningkat menjadi 5,1% di kuartal IV tahun 2020.

Peningkatan biaya operasional sebesar 11,6% membuat cost to income ratio (CIR) BBNI menjadi 44,2% dari 43,4% tahun lalu.

BBNI juga berhasil mengerek pertumbuhan kredit sebesar 5,3% yoy di tahun 2020 didorong kredit korporasi yang naik 10,3% yoy, kredit UKM naik 12,3% yoy dan pinjaman gaji naik 14,3% yoy. Dana pihak ketiga BBNI juga tumbuh 10,6% yoy. 

Sedangkan LDR naik 86,3% per tanggal 20 Desember dari 82,6% pada 20 September 2020 karena dana pihak ketiga menurun pada periode Oktober - Desember 2020 sebesar 3,6%. 

Di sisi lain, rasio kredit macet alias non performing loan (NPL) naik menjadi 4,3% karena penurunan peringkat di korporasi dan segmen menengah. BBNI juga tengah meninjau portofolio kredit dan menambahkan Rp 8 triliun dari pinjaman risiko menengah karena dianggap sebagai NPL. 

Karena itu, Agus dalam riset menyebut, LLP BBNI lebih tinggi di semester II tahun 2020. Ini nampak dari cakupan NPL bank turun menjadi 182,4% di Desember 2020 dari 206,9% pada 20 September 2020. 

Baca Juga: Bank BNI proyeksikan kredit tumbuh 6% pada tahun ini

BBNI juga telah merestrukturisasi pinjaman sebesar Rp 139,6 triliun atau 25,3% dari total pinjamannya. Akibatnya Loan to Asset Ratio (LAR) BBRI ada di level 28,7%. Biaya kredit BBNI pun meningkat menjadi 6,2% di kuartal IV 2020 dan 4,1% di tahun 2020. Angka ini lebih tinggi dari target manajemen BBNI.

Manajemen BBNI memperkirakan, LLP akan sebesar Rp 20 triliun dan akan dibukukan pada tahun 2021. Manajemen BBNI juga menargetkan pada tahun 2021 pertumbuhan kredit BBNI sebesar 6,0% - 9,0%. Sedangkan NIM BBNI sebesar 4,6% - 4,8% dengan biaya kredit sebesar 3,3% - 3,6%. 

Sedangkan kisaran pertumbuhan kredit sedang agresif, pedoman NIM lebih rendah dari NIM kuartal IV 2020 yakni di 5,1%. Sebab bank mengantisipasi pengembalian yang lebih rendah dari sekuritas portofolio.

Baca Juga: BNI optimistis kinerja di tahun 2021 lebih positif, ini strateginya

"Kami mempertahankan rekomendasi underperform dengan target Rp 7.100 per saham, angka ini mencerminkan PBV tahun 2021 di 1,1 kali," jelas Agus dalam riset. BBNI masih menghadapi risiko NPL, namun mampu bertahan dalam krisis karena dukungan stimulus pemerintah.

Pada tahun 2021, Aldiracita Sekuritas memperkirakan laba bersih BBNI menjadi Rp 12,22 triliun dari tahun 2020 sebesar Rp 3,3 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×