kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Hari ini, rupiah bisa menguat Rp13.315 - Rp 13.495


Jumat, 12 Februari 2016 / 07:20 WIB
Hari ini, rupiah bisa menguat Rp13.315 - Rp 13.495


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Nilai tukar rupiah terangkat oleh komentar dovish dari pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve. Namun, aksi profit taking atas dollar AS membuat rupiah berakhir melemah.

Di pasar spot, Kamis (11/2) nilai tukar rupiah melemah tipis 0,06% ke level Rp 13.463 dibanding sehari sebelumnya. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan penguatan rupiah sebesar 1,24% ke Rp 13.369 per dollar AS. Dalam sepekan, rupiah di pasar spot menguat 1,30%. Sedangkan kurs tengah BI menunjukkan penguatan nilai tukar rupiah 2,14% dalam sepekan.

Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Tresuri Bank BNI, mengatakan, fokus pergerakan rupiah tertuju pada sikap dovish Gubernur The Fed, Janet Yellen. "Rupiah sempat menguat signifikan pada pagi hari, tetapi ada profit taking USD menjelang penutupan," paparnya.

Sementara dari dalam negeri, pergerakan rupiah menunggu paket kebijakan ekonomi jilid X serta data neraca perdagangan.

Trian menduga, sentimen global masih akan menjadi fokus pergerakan rupiah pada akhir pekan. Jika data klaim pengangguran AS yang dirilis Kamis malam (11/2) menurun, maka nilai tukar dollar AS berpeluang menguat, sehingga menekan rupiah.

Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, pernyataan Yellen sebenarnya lebih bernada positif. Padahal, sebelumnya pelaku pasar mencemaskan bahwa perlambatan ekonomi China akan berdampak pada ekonomi AS.

Yellen menyatakan, terkait kenaikan suku bunga acuan, Fed Rate tidak akan terburu-buru. Kondisi ekonomi di AS juga mendekati normal cenderung positif, bukan terancam resesi, seperti yang diprediksi pasar. "Ternyata komentar Yellen lebih positif dan  justru meredam kekhawatiran pasar," kata Christian.

Namun, kenaikan nilai tukar dollar AS terbatas, lantaran ada pernyataan bahwa Bank Sentral AS tidak terburu-buru soal kenaikan suku bunga The Fed. Sedangkan dari dalam negeri, rupiah terbantu  aliran dana asing ke pasar obligasi dan pasar saham, serta kenaikan data penjualan ritel bulan Januari 2016.

Di pasar saham saja, nilai pembelian bersih asing telah menghijau, hingga Rp 1,49 triliun. Bandingkan dengan posisi akhir Januari yang masih tercatat penjualan bersih hingga Rp 2,32 triliun.

Christian melihat, profit taking dollar AS akan berlanjut pada akhir pekan. Namun, rupiah masih berpeluang menguat jika data pengangguran AS meningkat. Di samping itu, Yellen akan kembali berpidato dan membahas soal sektor perbankan AS yang saat ini kondisinya kurang menggembirakan. Ini menjadi peluang pelemahan USD.

Sedangkan dari dalam negeri, laporan penjualan kendaraan bermotor serta data neraca berjalan akan menjadi data yang ditunggu pelaku pasar. "Defisit neraca berjalan diprediksi melebar, tetapi sentimen eksternal akan lebih dominan," imbuh Christian.

Proyeksi Christian, rupiah akan menguat di rentang Rp 13.315 - Rp 13.495 pada Jumat (12/2). Sementara Trian menduga, rupiah melemah terbatas pada rentang Rp 13.400 - Rp 13.500 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×