kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,01   -19,50   -2.08%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harganya terus naik, ke mana arah batubara ke depan?


Kamis, 26 November 2020 / 20:47 WIB
Harganya terus naik, ke mana arah batubara ke depan?
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara kian membara. Mengutip Bloomberg, harga batubara ICE Newcastle untuk pengiriman Januari 2021 berada di level US$ 69,60 per ton pada Rabu (25/11). Ini merupakan level tertinggi yang dicapai batubara pada tahun ini.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas memperkirakan, harga batubara ini bisa lanjut ke kisaran US$ 72 sampai US$ 75 per ton hingga akhir tahun. Proyeksi ini sudah termasuk dengan beberapa sentimen seperti masuknya musim dingin.

Di sisi lain, kabar positif datang dari China, dimana Negeri Panda tersebut akan membeli batubara thermal senilai US$ 1,467 miliar dengan volume mencapai 200 juta ton dari Indonesia tahun depan.

Baca Juga: Kementerian ESDM: China sepakat beli 200 juta ton batubara Indonesia di 2021

Sukarno menyebut, pembelian ini menjadi salah satu indikasi bahwa ekonomi sudah mulai pulih pasca Covid-19. Bahkan, perekonomian Negeri Tirai Bambu tersebut sudah mulai pulih memasuki kuartal ketiga yang tercermin dari industri-industrinya.

“Ditambah lagi, Biden memenangi pemilu Amerika Serikat (AS). China akan lebih optimis ekonomi akan jauh lebih baik dibandingkan pada masa Donald Trump yang hobi perang dagang,” terang Sukarno kepada Kontan.co.id, Kamis (26/11).

Sementara itu, Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Indonesia Anggaraksa Arismunandar memproyeksikan harga rata-rata batubara untuk tahun depan masih akan berkisar di level US$ 60 per ton.

Adapun faktor yang mempengaruhi diantaranya pemulihan ekonomi global, tingkat konsumsi listrik,  serta kebijakan pemerintahan baru AS yang cukup agresif pada isu lingkungan.

Baca Juga: China borong batubara dari Indonesia, saham emiten batubara makin membara

Anggaraksa juga mengamini, tanda -tanda pemulihan ekonomi China sudah terlihat dari kuartal kedua 2020 dimana China telah berhasil mencatatkan pertumbuhan gross domestic product (GDP) sebesar 3,2% yang dilanjutkan dengan pertumbuhan 4,9% secara tahunan  pada kuartal ketiga 2020.

“Ini tentu pencapaian yang luar biasa mengingat sebagian besar ekonomi dunia tengah berada pada resesi,” terang Anggaraksa kepada Kontan.co.id, Kamis (26/11).




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×