Reporter: Umi Kulsum | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Terbatasnya pergerakan harga surat utang negara (SUN) pekan lalu diprediksi masih akan berlanjut pada perdagangan hari ini Senin (3/4).
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan bahwa hal tersebut lantaran investor masih menantikan hasil beberapa data ekonomi penting yang akan disampaikan pekan ini.
Misalnya saja, pelaku pasar akan menantikan data inflasi Maret yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPs). Analis memperkirakan bahwa pada Maret lalu terjadi inflasi sebesar 0,20% (MoM) dan inflasi tahunan (YoY) sebesar 3,80%.
Selain data inflasi yang akan disampaikan pada awal pekan ini, investor juga menantikan data cadangan devisa Indonesia bulan Maret yang akan disampaikan pada 7 April mendatang.
"Kami perkirakan angka cadangan devisa Maret lalu akan mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi Februari seiring dengan derasnya aliran modal asing yang masuk di pasar keuangan dalam negeri serta hasil dari penerbitan Sukuk Global senilai US$ 3 miliar," papar Made.
Sedangkan dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang juga cenderung bergerak terbatas di akhir pekan lalu juga akan membatasi pergerakan harga SUN pada perdagangan hari ini.
Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun terbatas sebesar 2,40% sedangkan untuk tenor 30 tahun ditutup dengan kenaikan di level 3,02%. Pergerakan yang terbatas tersebut di tengah pelaku pasar yang juga menantikan beberapa data ekonomi yang akan disampaikan pada pekan ini.
Misalnya, notulensi Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Minutes) serta data sektor tenaga kerja Amerika. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup turun terbatas di level 0,32% dan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) yang ditutup naik pada level 1,14%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News