kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga sukuk negara naik 2,72% , ini faktornya


Senin, 22 Februari 2016 / 21:06 WIB
Harga sukuk negara naik 2,72% , ini faktornya


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara memperoleh katalis positif baik dari dalam negeri maupun eksternal.

Secara year to date (ytd) per 22 Februari 2016, rata-rata harga sukuk negara yang tercermin pada indeks IGSIX Clean Price terangkat 2,72% ke level 102,16. Begitu pula dengan total return sukuk negara yang terlihat pada indeks IGSIX Total Return yang naik 3,9% periode sama.

Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Anil Kumar memaparkan, ada beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga sukuk negara. Pertama, rendahnya inflasi domestik. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, inflasi Indonesia per Januari 2016 tercatat 0,51%.

Kedua, stabilnya kinerja mata uang Garuda di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Sejak awal tahun 2016, rupiah bergulir dalam rentang Rp 13.300 hingga Rp 14.000. Berbeda dengan kondisi tahun lalu yang sempat menyentuh level Rp 14.700 per dollar AS.

Ketiga, beberapa pekan lalu, lembaga pemeringkat Moody’s Investors Service menegaskan peringkat Indonesia di level layak investasi alias investment grade. Peringkat Baa3 juga disertai dengan prospek stabil pada peringkat utang Indonesia.

Keempat, pertumbuhan ekonomi Tanah Air yang lebih baik ketimbang negara berkembang lainnya semisal Turki, Brazil, Peru, Afrika Selatan, dan sebagainya. BPS menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal IV 2015 mencapai 5,04% (yoy).

Desmon Silitonga, Analis PT Capital Asset Management menambahkan, pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). Sejak awal tahun, BI sudah dua kali memotong suku bunga acuan dengan total 50 bps menjadi 7%. Aksi tersebut dalam jangka panjang bakal berdampak positif bagi sektor riil dan rupiah.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×