Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) bergerak fluktuatif, hari ini. Pagi tadi, CPO sempat tumbang untuk pertama kalinya dalam empat hari terakhir seiring koreksi harga sejumlah komoditas, seperti jagung, gandum dan kedelai. Namun, siang ini, harganya mulai bergerak menguat.
Pagi tadi, kontrak CPO untuk pengiriman Juli di Malaysia Derivatives Exchange sempat tumbang 0,6% ke level RM 3.250 atau setara US$ 1.084 per metrik ton. Adapun, hingga pukul 14.10 WIB, kontrak yang sama bergerak naik ke RM 3.274 per metrik ton.
Harga sejumlah komoditas anjlok setelah pemerintah Amerika Serikat melaporkan jumlah cadangan bakal lebih besar dari perkiraan. Hal ini meredam kekhawatiran terhadap suplai bahan pangan dan bahna bakar.
Kemarin, Departemen Pertanian AS menyebut, stok jagung AS sebelum panen tahun depan akan naik menjadi 900 juta bushel, dari posisi terendah dalam 15 tahun terakhir yaitu sejumlah 730 juta bushel di tahun ini. Kontrak jagung untuk pengiriman Juli di Chicago Board of Trade jatuh 30 sen ke level US$ 6,7725 per bushel, kemarin. Ini penurunan terbesar dalam dua bulan terakhir.
Sementara, USDA menaikkan estimasi persediaan kedelai domestik menjadi 170 juta bushel hingga 31 Agustus, dari proyeksi semula di April yang hanya 140 juta bushel. Adapun, kontrak pengiriman kedelai untuk Juli di Chicago Board of Trade turun 0,5% ke US$ 13,3175 per bushel, kemarin.
Kepala perdagangan LT International Futures (M) Sdn. Chandran Sinnasamy mengatakan, pelemahan yang terjadi pada harga komoditas seperti kedelai dan jagung akan berdampak pada pasar minyak sawit. "Sudah saatnya untuk beberapa koreksi kecil," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News