kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga saham Kimia Farma (KAEF) melesat 148,33% dalam 3 bulan, ini prospek selanjutnya


Rabu, 09 September 2020 / 23:08 WIB
Harga saham Kimia Farma (KAEF) melesat 148,33% dalam 3 bulan, ini prospek selanjutnya
ILUSTRASI. Usaha pemerintah untuk menyediakan vaksin Covid-19 menyokong kenaikan harga saham Kimia Farma (KAEF).


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha pemerintah untuk menyediakan vaksin Covid-19 menyokong kenaikan harga emiten farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF). Rabu (9/9), harga saham KAEF melemah 3,56% di Rp 2.980 per saham. Dalam tiga bulan terakhir harga saham KAEF menjulang 148,33%. Namun, dalam satu bulan terakhir terkoreksi 6,29%. 

Chris Apriliony Analis Jasa Utama Capital mengatakan penurunan harga saham KAEF saat ini wajar terjadi karena kenaikan harga sudah signifikan. "Wajar saat ini mengalami koreksi terlebih dahulu," kata Chris. Dia memperkirakan, kenaikan harga saham KAEF masih akan terjadi bila ada perkembangan positif dari vaksin corona. 

Kabar terakhir, pemerintah tengah mempercepat proses pengadaan vaksin impor. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tengah berupaya melobi negara yang memproduksi vaksin virus korona. Jokowi optimistis jika Indonesia berhasil mendapatkan jatah bahan baku dan vaksin jadi di akhir tahun maka di Januari 2021 impor vaksin sudah bisa didistribusikan. 

Sementara itu, Tim Vaksin Merah Putih juga tengah mengembangkan bibit vaksin yang diproyeksikan mulai bisa didistribusikan pada kuartal IV-2021. Dengan adanya kabar ini, KAEF yang memiliki peran untuk memproduksi vaksin secara masal di bawah PT Bio Farma akan mendapat sentimen positif. "Jika vaksin sudah selesai uji klinis dan dapat didistribusikan maka kenaikan harga saham KAEF masih terbuka lebar seiring dengan pendapatan yang meningkat dari penjualan vaksin," kata Chris, Rabu (9/9). 

Baca Juga: Begini kesiapan INAF dan KAEF distribusikan vaksin corona

Achmad Yaki, analis BCA Sekuritas mengatakan, kenaikan harga KAEF yang signifikan memang tersokong optimisme penyediaan vaksin corona. Namun, di satu sisi sentimen tersebut berpotensi membuat volatilitas KAEF tinggi. 

"Proses penyediaan vaksin kemungkinan paling cepat di 2021 dan memang saham farmasi kebanyakan masih didorong sentimen dari vaksin ini, tetapi bila proses terkait vaksin belum ada kemajuan berarti akan memberikan sentimen negatif bagi KAEF," kata Achmad.

Kompak, William Hartanto Analis Panin Sekuritas juga memproyeksikan harga saham KAEF berpotensi masih bisa menanjak. "Memang saat ini yang menentukan kenaikan harga adalah realisasi dari produksi vaksin, semakin cepat semakin bagus untuk KAEF yang memang terlibat untuk mendistribusikan vaksin," terang William.  

Baca Juga: Sebulan naik drastis, saham-saham ini masih menarik dikoleksi

Secara teknikal Achmad melihat saham KAEF masih akan volatil. Dalam waktu dekat masih ada gap minor di area bawah Rp 2.850 per saham-Rp 3.000 per saham. Harga saham KAEF akan naik bila berhasil menutup gap tersebut dengan potensi rebound di area resistance terdekat di Rp 3.090 per saham-Rp 3.150 per saham. 

Chris juga menganalisis harga saham KAEF masih dalam fase uptrend dengan area support di Rp 2.820 per saham. Sedangkan area resistance berada di Rp 3.200 per saham. "Selama harga saham berada di atas Rp 2.820 maka investor masih cenderung dapat hold saham KAEF," kata Chris. 

William menambahkan secara teknikal pergerakan harga saham KAEF berada di pola lower high. Artinya, harga berpotensi menurun. Namun, support di Rp 2.850 per saham masih jadi batas penurunan harga. "Jika support tersebut dipertahankan maka harga saham KAEF akan menguat kembali," kata William. 

Baca Juga: 15 Juta masyarakat Indonesia bisa mendapatkan vaksin Covid-19 di akhir tahun 2020

Kinerja naik tipis

Di sepanjang semester I-2020, KAEF berhasil menjaga pertumbuhan kinerja. Tercatat, penjualan bersih KAEF di enam bulan pertama tahun ini capai Rp 4,69 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 3,76% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,52 triliun. Sementara, laba bersih KAEF naik tipis 1,71% secara tahunan menjadi Rp 48,57 miliar. 

Achmad mengatakan selain karena sentimen vaksin, pertumbuhan kinerja KAEF masih mungkin terjadi mengingat konsumsi suplemen dan distribusi obat meningkat. Kimia Farma melaporkan akan ada peningkatan pendapatan kurang dari 25%. 

Sementara, pos laba bersih masih berpotensi terkoreksi dengan nominal serupa. Lebih lanjut dalam keterbukaan, manajemen mengatakan proyeksi kinerja tersebut dipertimbangkan dengan kondisi PSBB yang membuat kinerja operasional terdampak. 

Chris melihat rasio PER KAEF saat ini cukup tinggi dengan PER hingga 175 kali. "Kemungkinan besar sentimen penjualan vaksin di masa yang akan datang membuat investor masih berani untuk memburu saham ini," kata Chris. 

Hingga akhir tahun Chris merekomendasikan netral saham KAEF dengan target Rp 3.200 per saham. Sedangkan Achmad merekomendasikan sell on strength di target harga Rp 3.150 per saham-Rp 3.200 per saham. Sementara William merekomendasikan buy on support Rp 2.850 per saham dengan target harga Rp 3.500 per saham-Rp 4.000 per saham.

Baca Juga: Peserta BPJS Kesehatan bisa dapat vaksin Covid-19 gratis, tapi..

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×