kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,89   3,53   0.38%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga saham EKAD berpotensi naik hingga 50%


Jumat, 05 Juli 2013 / 08:30 WIB
ILUSTRASI. Serial Sweet Magnolia akan kembali tayang di Netflix dengan season keduanya pada minggu ini, tepatnya tanggal 4 Februari 2022.


Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata

JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan harga saham PT Ekadharma International Tbk (EKAD) memiliki peluang menguat hingga 50% di akhir tahun nanti. Perusahaan pemeringkat nasional ini mematok target harga terendah EKAD tahun ini di Rp 540 per saham dan target harga tertinggi di Rp 590 per saham.

Pefindo menilai emiten produsen pita perekat ini sangat solid. Salah satu indikatornya, produksi perusahaan yang terus meningkat. Analis Pefindo Madjid Abdillah menyebutkan, sepanjang 2012 lalu volume produksi pita perekat Ekadharma mencapai 228 juta m2. Realisasi ini mencerminkan pertumbuhan rata-rata produksi tahunan alias compound annual growth rate (CAGR) sebesar 20% sejak 2009.

Di kuartal pertama 2013 lalu total produksi Ekadharma sudah mencapai 53 juta m2. "Hal ini mendorong pendapatan menjadi Rp 94 miliar," sebut Madjid.

Selain itu, Ekadharma juga cukup ekspansif. Tahun ini perseroan mengalokasikan belanja modal Rp 12 miliar yang akan digunakan untuk membuka cabang dan stock point di seluruh Indonesia. Tahun lalu, Ekadharma membuka cabang baru di Kediri dan Cirebon. Saat ini, perseroan memiliki total 16 cabang dan empat stock point.

Selain itu, Ekadharma juga berniat menambah kapasitas produksi. Saat ini emiten berkode EKAD ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 300 juta m2 per tahun, dengan tingkat utilisasi mencapai 67%. Tahun ini, EKAD berniat menambah kapasitas terpasang hingga mencapai 700 juta m2 per tahun. Rencana ekspansi ini akan didanai dari kas internal dan pinjaman.

Madjid menilai prospek bisnis perseroan ini ke depan masih positif. "Produk EKAD merupakan barang wajib yang diperlukan di semua kantor, sekolah, toko-toko elektronik dan banyak lagi, sehingga membuat kami tidak khawatir tentang prospek Perusahaan di masa depan," terang Madjid.

Memang, penjualan Ekadharma mengalami penurunan di kuartal pertama 2013 lalu. Di kuartal satu 2013, penjualan EKAD cuma sebesar Rp 94,17 miliar. Sementara di periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan EKAD mencapai Rp 106,96 miliar.

Meski begitu, Madjid optimistis pertumbuhan kinerja EKAD tahun ini akan tetap positif. Pasalnya, margin laba EKAD di kuartal satu tahun ini lebih baik ketimbang tahun sebelumnya.

Ambil contoh, margin laba bersih EKAD di tiga bulan pertama tahun ini mencapai 12,7%. Sementara di periode yang sama tahun lalu margin laba bersihnya hanya 11,1%. Hal ini terjadi lantaran EKAD mampu menjaga konsistensi pasokan dan harga bahan baku.

Madjid juga menilai kinerja produsen selotip ini masih berpotensi tumbuh dua digit di masa mendatang. Menurut hitungan Madjid, Ekadharma berpotensi mencetak CAGR 14% di periode 2012-2016.

Madjid menganalisa Ekadharma berpeluang mencetak penjualan Rp 407 miliar tahun ini. Sementara laba bersih bisa naik menjadi Rp 40 miliar.
Anda berminat membeli saham EKAD? Pada penutupan perdagangan Kamis (4/7) lalu, harga saham EKAD masih bertengger di Rp 390 per saham. Jadi, kalau mengikuti perhitungan Pefindo, harga saham perseroan ini masih bisa naik 38,46%-51,28%!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×