kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.276   27,00   0,17%
  • IDX 7.099   51,49   0,73%
  • KOMPAS100 1.024   -4,17   -0,41%
  • LQ45 775   -10,81   -1,38%
  • ISSI 234   3,61   1,56%
  • IDX30 400   -5,75   -1,42%
  • IDXHIDIV20 460   -9,83   -2,09%
  • IDX80 115   -0,71   -0,62%
  • IDXV30 117   -0,74   -0,63%
  • IDXQ30 128   -2,95   -2,25%

3 Saham Orang Terkaya Indonesia Dapat Kelonggaran MSCI, Apakah Layak Dibeli?


Senin, 14 Juli 2025 / 07:04 WIB
3 Saham Orang Terkaya Indonesia Dapat Kelonggaran MSCI, Apakah Layak Dibeli?


Reporter: Rashif Usman | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga saham milik orang terkaya Indonesia, Prajogo Pangestus mendapat kelonggaran dari Morgan Stanley Capital International (MSCI). Apakah saham milik orang terkaya Indonesia ini layak dikoleksi? 

Prajogo Pangestu adalah orang terkaya Indonesia dengan jumlah kekayaan US$ 29,4 miliar per 1 Juli 2025, menurut indeks miliarder yang disusun Bloomberg. Jumlah itu setara dengan Rp 476,05 triliun (kurs Rp16.192/dolar AS).

Jumlah kekayaan Prajogo Pangestus di atas Low Tuck Kwong, pengendali PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sebesar US$ 27,6 miliar atau setara Rp 447,7 triliun.

MSCI  resmi mengumumkan tiga saham milik taipan Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) tidak lagi mendapatkan perlakuan khusus atau exceptional treatment dalam peninjauan indeks MSCI periode Agustus 2025 mendatang.

Saham-saham tersebut nantinya akan dievaluasi sesuai dengan metodologi MSCI Global Investable Market Indexes Methodology (GIMI), termasuk dengan penerapan kebijakan baru terkait perpanjangan periode pemantauan, melansir pengumuman resmi dari MSCI, Jumat (11/7).

Keputusan tersebut sekaligus menandai dibatalkannya rencana penerapan kriteria Unusual Market Activity (UMA) atau pencatatan di Papan Pemantauan Khusus (FCA) dalam kurun waktu 12 bulan terakhir sebagai syarat peninjauan dalam indeks MSCI. 

Baca Juga: Saham Ini Beri Dividen Rp 9,5 Miliar Kepada Lo Kheng Hong, Apakah Layak Dikoleksi?

Perubahan ini merupakan respon atas masukan dari para pelaku pasar yang sebelumnya menilai bahwa penerapan mekanisme UMA dan FCA selama 12 bulan dinilai terlalu ketat.

Untuk kriteria baru, MSCI akan memberlakukan perubahan signifikan terhadap perlakuan atas saham-saham yang masuk dalam daftar pengawasan khusus seperti papan pemantauan khusus (kriteria 10) di Indonesia dan Taiwan Disposition Board. Kebijakan ini mulai berlaku pada peninjauan indeks periode Agustus 2025.

Dalam kebijakan terbaru ini, MSCI memperpanjang periode pemantauan atas saham-saham yang masuk dalam dua daftar tersebut. Secara khusus, MSCI menyatakan tidak akan menambahkan saham ke dalam MSCI Investable Market Indexes (IMI) maupun melakukan perpindahan segmen ukuran antara Standard dan Small Cap untuk saham yang tercatat di kedua papan pengawasan itu.

Ini berlaku untuk saham yang telah muncul di papan pemantauan itu dalam periode mulai dari tanggal batas harga Peninjauan Indeks sebelumnya hingga tiga hari kerja sebelum Tanggal Efektif Peninjauan Indeks saat ini.

Sebagai informasi, saat ini periode pemantauan dimulai dari tanggal batas harga Peninjauan Indeks saat ini hingga tiga hari kerja sebelum Tanggal Efektif Peninjauan Indeks saat ini. Jadi, periode pemantauan ini akan diperpanjang.

MSCI juga akan memperbarui dokumen metodologi GIMI sebagai bagian dari pembaruan kebijakan yang akan berlaku dalam Index Review Agustus 2025.

Ke depan, MSCI akan terus mengevaluasi daftar peringatan serupa di pasar lain dan dapat mempertimbangkan penerapan perlakuan ini di masa mendatang.

Tonton: Kondisi Ekonomi Lesu, Kredit Menganggur di Bank Kian Membengkak

Berpeluang Masuk Indeks MSCI

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman, menilai peluang saham-saham milik Prajogo Pangestu untuk masuk ke dalam indeks MSCI akan lebih besar pada proses rebalancing bulan November mendatang. 

Menurutnya, kemungkinan masuk pada rebalancing Agustus ini relatif kecil karena waktu yang tersisa untuk menghitung rata-rata likuiditas, kapitalisasi pasar free float dan sejumlah metrik lainnya cukup terbatas.

"Jadi peluangnya lebih besar di November kecuali terjadi lonjakan harga dan nilai transaksi yang sangat signifikan untuk tiga saham tersebut," kata Fath kepada Kontan, Minggu (13/7).

Ia menambahkan saham-saham ini cocok untuk investor atau trader yang mengandalkan momentum index rebalancing sebagai acuan waktu untuk masuk atau keluar dari pasar.

"Untuk saat ini memang belum ada (target harga saham), tetapi momentum diperkirakan akan mulai menguat dalam waktu dekat,"  tutupnya.

Pada perdagangan Jumat, 11 Juli 2025, harga saham CUAN ditutup di level 14.400, naik 200 poin atau 1,41% dibandingkan sehari sebelumnya. Sejak awal tahun 2025, harga saham CUAN meningkat 2.600 poin atau 22,03%.

Baca Juga: Lo Kheng Hong Dapat Dividen Jumbo Dari Blue Chip Ini, Investor Pilih Beli/Jual?

Selanjutnya: Saham-Saham Prajogo Pangestu Lepas dari Perlakuan Khusus

Menarik Dibaca: Jangan Kebobolan, Berikut Langkah Aman Bertransaksi Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×