Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meski ditopang isu pemangkasan produksi yang dilakukan oleh salah satu produsen terbesar platinum, harga enggan terangkat.
Mengutip Bloomberg, Kamis (10/12) pukul 15.50 WIB harga platinum kontrak pengiriman Januari 2016 di New York Mercantile Exchange merosot 0,46% ke level US$ 861,80 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Namun, dibanding Rabu (2/12) lalu saat harga menyentuh level terendahnya sejak 2009 silam di level US$ 832,40 per ons troi, harga sudah terangkat 3,53%.
Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menuturkan sebenarnya ada kans harga platinum terangkat dengan rencana Anglo American Platinum Ltd (Amplats) untuk menunda proyek tambang platinumnya. Namun, ternyata antisipasi pasar terhadap arah kebijakan moneter The Fed pekan depan lebih mendominasi. Tidak heran, harga pun terseret.
Seperti yang dikutip dari Bloomberg, Kamis (10/12), akibat keuntungan perusahaan yang sudah merosot 20% sejak tahun lalu dan masa depan harga platinum yang dinilai suram, Amplats akan menunda proyek tambangnya hingga 2017 mendatang.
Selain itu, Amplats juga akan memotong jumlah pekerjanya sebanyak 550. “Tidak hanya itu, Amplats juga sudah menutup sebagian smelternya hanya saja memang saat ini harga trennya konsolidasi cenderung negatif,” jelas Andri.
Pasalnya, tingkat probabilitas kenaikan suku bunga The Fed di minggu ini sudah mencapai 78% yang artinya pasar akan semakin waspada.
Ketika pasar waspada, sulit mengharapkan kenaikan terjadi pada aset logam mulia seperti platinum. “Harga emas saja tertekan cukup dalam, platinum pasti mengekor,” tutur Andri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News