Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Seperti komoditas logam mulia lainnya, harga paladium turut ambruk di pasar global. Tekanan yang datang dari perhatian pasar akan hasil pertemuan Federal Open Market Commitee (FOMC) menjadi beban utama harga.
Mengutip Bloomberg, Rabu (17/6) pukul 15.10 WIB harga paladium kontrak pengiriman September 2015 di bursa New York Merchantile Exchange turun 0,34% ke level US$ 730,30 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Ini merupakan level terendah sejak 31 Maret 2015. Begitu pun dalam sepekan terakhir harga paladium merosot 1,77%.
Analis dan Direktur PT Komoditi Ekuilibrium Berjangka Ibrahim menuturkan, saat ini tidak ada yang lebih menekan harga komoditas selain tingginya index USD. Hal ini menyusul pertemuan FOMC sejak Selasa (16/6) lalu dan akan berakhir lewat pernyataan The Fed pada Kamis (18/6) dini hari.
“Sedikit saja menyinggung soal spekulasi kenaikan suku bunga dan pernyataan hawkish soal membaiknya perekonomian AS maka harga paladium terlempar,” papar Ibrahim.
Apalagi saat ini ketidakpastian di pasar sedang tinggi. Menyusul belum ditemukannya kata sepakat antara para kreditur IMF, Eropa dan Yunani terkait utang Yunani. “Pelaku pasar menanti hasil pertemuan menteri keuangan Eropa dan Yunani pada Kamis (18/6),” kata Ibrahim. Selagi masalah Yunani belum berujung maka euro akan terus tertekan. Hal ini membuat USD semakin perkasa dan terus diburu oleh pelaku pasar.
Arah pergerakan harga paladium akan menemukan arah pada Kamis (18/6). “Hasil pertemuan Eropa dan Yunani serta FOMC akan menjadi penentu,” ujar Ibrahim. Jika Yunani menemukan titik terang maka euro akan terangkat dan ini ikut mendorong kenaikan harga paladium. Sementara jika FOMC memberi sinyal kenaikan suku bunga September 2015 atau akhir tahun 2015 maka bisa dipastikan harga paladium semakin tenggelam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News