Reporter: Dina Farisah | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Harga paladium berjangka mencapai level tertinggi sejak 2001 karena pasokan seret akibat mogok pekerja tambang di Afrika Selatan sejak bulan akhir Januari lalu. Aktivitas penambangan masih terhenti, karena pembicaraan antara pengusaha dan pekerja terkait kenaikan upah belum ada titik temu.
Paladium telah naik 15% sejak 23 Januari 2014. Produsen telah kehilangan pendapatan sekitar R (rand) 22 miliar (US$ 2 miliar). Besarnya angka tersebut menjadikannya sebagai pemogokan terpanjang dan termahal di Afrika Selatan.
Kamis (12/6), kontrak paladium berjangka pengiriman September 2014 di New York Mercantile Exchange naik 0,7%. Harga menetap di level US$ 860,15 per ons troi pada pukul 12:57. Harga paladium sempat menyentuh
US$ 864,60. Ini level tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak Februari 2001.
Ibrahim, analis komoditas dan Direktur PT Equilibrium Komoditas Berjangka menjelaskan, belum tercapai kesepakatan antara pekerja dan pengusaha tambang. Di satu sisi, perusahaan merugi karena berhentinya produksi. Tapi, kemungkinan perusahaan melakukan lindung nilai (hedging) di bursa, sehingga tetap mendapatkan keuntungan dari terbangnya harga paladium. “Harga mungkin kembali normal pada pekan ketiga bulan Juni,” ujar Ibrahim.
Secara teknikal, pergerakan bollinger band berada 80% di atas bollinger tengah. Moving average 80% di atas bollinger tengah. Stochastic berada di area positif 80%. MACD wait and see. RSI berada di area negatif 65%. Ibrahim memperkirakan, harga paladium di kisaran US$ 840-US$ 875 per ons troi dalam sepekan mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News