Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Harga nikel rebound dari kemerosotan mingguan terbesar dalam sepuluh bulan terakhir setelah Filipina mengatakan ingin meningkatkan standar bar sebagai bagian dari audit nasional atas tambang nikel. Pernyataan Filipina tersebut menjadi ancaman bagi pasokan nikel.
Mengutip Bloomberg, Senin (19/9) harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 2,3% ke level US$ 9.950 per metrik ton sebelum diperdagangankan di US$ 9.925 pada pukul 09.38 waktu Shanghai. Harga nikel merosot 6,2% pekan lalu atau penurunan terbesar sejak November 2015 setelah pemerintah Filipina menunda pengumuman hasil audit minggu ini.
Nikel telah menguat 13% sepanjang tahun ini karena pemerintah Filipina mulai melakukan audit tambang dan menangguhkan beberapa pemasok. Menurut Sekretaris Lingkungan Filipina, Gina Lopez, Departemen lingkungan Filipina akan merekomendasikan tindakan lebih lanjut pada lokasi tambang tertentu dan memastikan penambang beroperasi pada standar tertinggi.
"Ekspektasi pengetatan kegiatan penambangan di Filipina selalu ada untuk mendukung harga nikel," ujar Sam Xia, analis China Merchants Futures Ltd., seperti dikutip Bloomberg, Senin (19/9). Kata Xia, pasokan bijih nikel akan lebih menggeliat di musim hujan yang terjadi antara bulan Oktober - April.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News