Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Liburnya pasar China mengikis pergerakan harga nikel. Mengacu situs investing.com pada Kamis (15/9) pukul 16.04 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) merosot 0,46% dibandingkan hari sebelumnya ke level US$ 9.822,5 per metrik ton. Sepekan, harga nikel meluncur 4,65%.
Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka menjelaskan, faktor utama yang menekan harga nikel adalah liburnya pasar China. Negeri Tirai Bambu tengah memperingati pertengahan musim gugur.
Katalis negatif juga bersumber dari penguatan mata uang Negeri Paman Sam. Mengacu Bloomberg pada Kamis (15/9) pukul 16.19 WIB, indeks dollar Amerika Serikat (AS) menanjak 0,08% ketimbang hari sebelumnya menjadi 95,4.
Dollar AS memang tengah perkasa akibat spekulasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS alias The Fed. Pelaku pasar juga tengah menantikan rilis data Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat (AS) per Agustus 2016 yang diduga mencapai 1% (YoY), mengungguli level bulan sebelumnya yang tumbuh 0,8% (YoY).
Ada pula agenda pertemuan The Fed (FOMC Meeting) yang berlangsung pada 20 September 2016 - 21 September 2016. "Di sisi lain, Euro sedang melemah sehingga tidak bisa menahan laju dollar AS. Italia sedang terpuruk," jelasnya.
Pemerintah Italia berencana menggelar referendum pada 26 September 2016 guna menentukan penerimaan reformasi konstitusi parlemen. Semisal mengurangi peran senat serta pemangkasan kekuasaan pemerintah daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News